Interpretasi Konsep Interior pada Tiga Ruang Museum House of Sampoerna Surabaya Berdasarkan Visualisasi Ruangan
DOI:
https://doi.org/10.17977/um064v1i12021p121-136Keywords:
konsep, interior, museum, House of Sampoerna, visualisasiAbstract
Abstract: A museum is an institution that collects and looks after historical objects to showcase and function them as educational media for the public. The realization of those functions depends on the interior concept through visualization in each room. One museum that is particularly attractive to the researcher to analyze is Surabaya House of Sampoerna Museum. This museum is recorded to be one of Surabaya’s cultural heritage buildings. It displays the history of the establishment and the development of Sampoerna company thematically in each room in the building, therefore, there are different themes even in one room. The implementation of the mentioned visualization concept has become the basis of interpretation for the researcher with the focus on room visualization. House of Sampoerna Museum consists of five showcase rooms; however, this research only interprets three rooms that do not undergo significant alteration since 2018. The three rooms are referred to as room 1, room 2, room 3. The data collection methods of this research are observation, interview, and document analysis that involves the researcher’s interpretation. Based on the results of this research, the interior concepts of room 1, room 2, and room 3 have been discovered.
Keywords: concept, interior, museum, House of Sampoerna, visualization
Abstrak: Museum merupakan lembaga yang mengumpulkan dan merawat benda-benda yang memiliki nilai sejarah untuk dipamerkan dan difungsikan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat umum. Penyampaian fungsi tersebut dipengaruhi oleh konsep interior melalui visualisasi pada setiap ruangannya. Salah satu museum yang menarik peneliti untuk menginterpretasi penerapan konsepnya yaitu Museum House of Sampoerna Surabaya. Museum ini tercatat sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kota Surabaya. Museum ini menampilkan sejarah pendirian dan berkembangnya perusahaan Sampoerna yang bersifat tematik pada masing-masing ruangannya, sehingga terdapat tema yang berbeda-beda meskipun masih dalam satu ruangan. Adanya penerapan visualisasi tersebut yang melandasi tujuan penelitian ini untuk menginterpretasi konsep interior yang diterapkan berdasarkan visualisasi ruangannya. Museum House of Sampoerna terdiri atas 5 ruang pamer, akan tetapi pada penelitian ini hanya menginterpretasi 3 ruang pamer yang tidak mengalami perubahan interior secara signifikan sejak tahun 2018, yang disebutkan sebagai ruang 1, ruang 2, ruang 3. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, serta analisis dokumen yang melibatkan interpretasi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui konsep interior yang diterapkan pada ruang 1, ruang 2, dan ruang 3.
Kata kunci: konsep, interior, museum, House of Sampoerna, visualisasi
References
Ardika, I.W. (2007). Pustaka budaya dan pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan.
Badriyah, S. (2016). Fenomena budaya desain minimalis masyarakat kota. ISI Surakarta.
Ching, F.D.K. (1996). Ilustrasi desain interior. Jakarta: Erlangga.
Ching, F.D.K. (2008). Arsitektur bentuk, ruang, dan tatanan: Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Chalmers, E. (2011). Modern vintage style. New York: Ryland Peters & Small.
Ching, F.D.K., & Binggeli, C. (2012). Interior design illustrated. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Hasan, L. (2014). Vintage on weekend. Jakarta: Jakartavintage.co.
Jelajah Nesia 2. (2015). Brankas kuno yang unik di House of Sampoerna. http://jelajah-nesia2.blogspot.com/2015/03/brankas-kuno-yang-unik-di-house-of.html?m=1. Diakses pada 30 April 2021 pukul 21.05 WIB.
Limantara, O., Kristianto, T.A., & Kattu, G.S. (2017). Pengaruh interior terhadap perilaku pengunjung museum House of Sampoerna Surabaya. Jurnal Intra, 5(2): 811-819.
Mangunwijaya, Y.B. (1980). Pasal-pasal pengantar fisika bangunan. Jakarta: Gramedia.
Suptandar, J.P. (1985). Perancangan tata letak ruang dalam. Jakarta: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Tri Sakti.
Suptandar, J.P. (1999). Desain interior pengantar merancang interior untuk mahasiswa desain dan arsitektur. Jakarta: Djambatan.
Suerni, T. (2013). Desain interior rumah tinggal minimalis. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK 2013.
Santoso, I.N., & Santosa, A. (2013). Gaya desain kolonial Belanda dan Cina pada interior Hotel Ganefo Surabaya. Jurnal Intra, 1(1): 1-13.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Munandar, A.A., Perdana, A., Rahayu, A., Gultom, A.M., Susanto, D., Asiarto, L., Supardi, N., Tjahjopurnomo, R. (2011). Sejarah permuseuman di Indonesia. Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif.
Tanoko, F.K. (2013). Penerapan gaya eklektik pada interior Dream of Kahyangan Art Resto Surabaya. Dimensi Interior, 11(1): 11-21.
Wilkening, F. (1989). Tata ruang. Yogyakarta: Kanisius.
Wicaksono, A.A., & Tisnawati, E. (2014). Teori interior. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup).
Young, K.M. (2000). Architecture & design library: Art deco. New York: Michael Friedman Publishing Group, Inc.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.