Bentuk dan Teknik Penggarapan Topeng Barongan Kucingan di Tulungagung
DOI:
https://doi.org/10.17977/um064v3i22023p236-255Keywords:
topeng barongan kucingan, mistis, penggarapanAbstract
Topeng Barongan Kucingan adalah salah satu properti topeng yang ada dalam pertunjukan jaranan senterewe di Tulungagung, Jawa Timur. Topeng ini menggambarkan sosok yang memiliki watak angkara murka, serakah, ganas, menyeramkan, perkasa, dan keji. Topeng Barongan Kucingan sarat akan nilai mistis, bahkan dalam proses pembuatannya terdapat ritual-ritual tertentu yang dilakukan oleh pengrajin topeng Barongan Kucingan. Hal tersebut dilakukan agar ketika topeng Barongan Kucingan dipakai saat pertunjukan, penari dan penonton dapat merasakan energi dari roh gaib. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan makna topeng Barongan Kucingan di Tulungagung. Selain itu, penelitian ini mendeskripsikan proses spiritual yang dilakukan pengrajin dalam proses pembuatan topeng Barongan Kucingan, penggarapan, dan teknik dalam pembuatan Topeng Barongan Kucingan di Tulungagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini, yaitu bentuk dasar yang ada pada topeng Barongan Kucingan, teknik penggarapan yang digunakan menggunakan teknik ukir dan sungging dimulai dari tahap persiapan, tahap penggarapan bentuk, tahap penggarapan ornamen, tahap penggarapan aksesoris, dan tahap finishing dan perakitan.
Kata kunci: topeng barongan kucingan; mistis; penggarapan
Forms and Techniques in Making Barongan Kucingan Masks in Tulungagung
The Barongan Kucingan mask is one of the masks featured in the Senterewe-Jaranan performance in Tulungagung, East Java. This mask represents a character with an angry, greedy, vicious, scary, powerful but malevolent personality. Barongan Kucingan masks are imbued with mystical value and even during the manufacturing process, there are certain rituals performed by Barongan Kucingan mask artisans. This is done in order that once the Barongan Kucingan mask is worn throughout the performance, the dancers and the spectators will feel the energy from the supernatural spirit. The purpose of this research are to describe the form and meaning of the Tulungagung Barongan Kucingan mask and also the spiritual process carried out by the artisans while making the Barongan Kucingan mask, as well as the cultivation and techniques used to make the Tulungagung Barongan Kucingan mask. The methods used in this research are descriptive and qualitative. Data collection techniques are taken through observation, documentation and interviews. The result of this research are the basic shape of the Barongan Kucingan mask, cultivation techniques using carving and sungging techniques, starting from the preparation stage, shape processing stage, decoration processing stage, accessory processing stage, finishing and processing assembly stage.
Keywords: barongan kucingan mask; mystical; techniques
References
Alim, A. (2018). Analisis proses pembuatan dan visualisasi produk sentra mebel kayu di Kelurahan Bukir Kota Pasuruan / Azizil Alim [Diploma, Universitas Negeri Malang]. http://repository.um.ac.id/12991/
Anshori, M., & Iswati, S. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Edisi 1. Surabaya: Airlangga University Press.
Asmaul, E. (2018). Struktur pertunjukan kesenian jaranan di sanggar tari Guntur di Kediri. Simki-Pedagogia, Vol. 02 No. 06 Tahun 2018(Vol. 02 No. 06 Tahun 2018). http://simki.unpkediri.ac.id/detail/13.1.01.07.0041
Asri, N. S. A., & Yusoff, M. Y. M. (2022). Motif Alam dan Tumbuhan dalam Seni Ukiran Kayu Melayu di Besut Terengganu. Jurnal Wacana Sarjana, 6(1), Article 1.
Djelantik, Rahzen, T., & Suryani, N. N. M. (1999). Estetika sebuah pengantar | Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. http://library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=search&p=1&q=0000141158&go=Detail
Giri, W. (2010). Sajen dan ritual orang Jawa. Yogyakarta: Penerbit Narasi.
Gunawan, I. (2022). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Herimanto, W. (2014). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Herniti, E. (2014). Kepercayaan Masyarakat Jawa Terhadap Santet, Wangsit, dan Roh Menurut Perspektif Edwards Evans-Pritchard. Thaqafiyyat: Jurnal Bahasa, Peradaban Dan Informasi Islam, 13(2), Article 2. https://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/view/77
Hidajat, R. (2016). Fungsi dan Proses Pembuatan Topeng di Kabupaten Malang Jawa Timur. Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah, 31(1), 1. https://doi.org/10.22322/dkb.v31i1.1044
Irianto, M. (2019). Struktur penyajian dan fungsi musik iringan tari jaranan dor di Sanggar Sido Mulyo Desa Ngroto Kecamatan Pujon / Mukti Irianto [Diploma, Universitas Negeri Malang]. http://repository.um.ac.id/13776/
Jaya, L. I. (2017). Kesenian Jaranan Sentherewe Di Kabupaten Tulungagung Tahun 1958 – 1986. Avatara, 5(3), Article 3. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/29/article/view/20086
Kistanto, N. H. (2015). Tentang Konsep Kebudayaan. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 10(2). https://doi.org/10.14710/sabda.10.2.%p
Martono, M., Iswahyudi, I., & Handoko, A. (2017). Topeng Etnik Nusantara Dalam Perkembangan Budaya Global. Mudra Jurnal Seni Budaya, 32(1), Article 1. https://doi.org/10.31091/mudra.v32i1.91
Moleong, lexy. (2018). Metodologi penelitian kualitatif / penulis, Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A. | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1133305
Mufrihah, D. Z. (2018). Fungsi Dan Makna Simbolik Kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(2), Article 2. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i2.337
Mukaddas, A. B. (2021). Unsur-Unsur Seni Rupa dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa. BALOLIPA: Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 1(1), Article 1.
Pambudi, F. B. S., Iswidayati, S., & Supriyanto, T. (2015). Perkembangan Bentuk Topeng Barongan dalam Ritual Murwakala Di Kabupaten Blora | Catharsis. Catharsis: Journal of Arts Education, 4(2), 83–91.
Ponimin, P., Wardhana, M. I., Taufiq, A., & Sari, A. A. (2020). Perancangan Seni Patung Landscape Eco-Culture Desa Wisata Selorejo Dau Malang Melalui Program Kemitraan Desa. Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS), 3(2), Article 2. https://doi.org/10.17977/um032v3i2p78-88
Raharjo, T. (2011). Seni Kriya & Kerajinan (- Otok Herum Marwoto, Ed.). Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. http://lib.isi.ac.id
Ratnawati, I. (2015). Seni Kriya. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rosana, E. (2017). Dinamisasi Kebudayaan dalam Realitas Sosial. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 12(1), Article 1. https://doi.org/10.24042/ajsla.v12i1.1442
Safitri, I. (2013). Kepercayaan Gaib dan Kejawen Studi Kasus pada Masyarakat Pesisir Kabupaten Rembang Ikha Safitrf Perencanaan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai Universitas Diponegoro Abstract. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 8(1), 18–28. https://doi.org/10.14710/sabda.8.1.18-28
Sandhimukti, D. A. (2015). Analisis visual topeng barongan pada jaranan sentherewe di Tulungagung / Dhimas Ageng Sandhimukti [Diploma, Universitas Negeri Malang]. http://repository.um.ac.id/12814/
Sari, M., Siswati, T., Suparto, A. A., Jonata, Ambarsari, I. F., Azizah, N., Safitri, W., Hasanah, N., Agusti, & Evi Gravitiani. (2022). Metodologi Penelitian. Padang: Global Eksekutif Teknologi.
Soepratno. (2007). Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa 2: Keterampilan Menggambar dan Mengukir Kayu. Semarang: Dahara Prize.
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. //library.nusaputra.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1175
Sunaryo, A. (2012). Ornamen Nusantara—Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia. Semarang: Dahara Prize. https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/24622/ornamen-nusantara-kajian-khusus-tentang-ornamen-indonesia.html
Susanto, M. (2002). Diksi Rupa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian (2nd ed.). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sutopo, S. (2017, October 18). Aplikasi Tekik Sugging Wayang pada Kaca Sebagai Salah Satu Pegembagan Produk Kriya (Studi Eksperimentasi Teknik, Alat Dan Bahan) [Monograph]. Surakarta: Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. http://repository.isi-ska.ac.id/
Syafitri, W., Hidajat, R., & Pristiati, T. (2022). Makna Sesaji pada Tradisi Baritan Desa Dermojayan Kabupaten Blitar. JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, 2(6), Article 6. https://doi.org/10.17977/um064v2i62022p857-864
Teng, H. M. B. A. (2017). Filsafat Kebudayaan dan Sastra (Dalam Perspektif Sejarah). Jurnal Ilmu Budaya. 5(1), 69–75.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Alde Hera Klinsando, Ponimin, Swastika Dhesti Anggriani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.