Kritik Holistik terhadap Lukisan Berjudul Beautify the Beauty of the World Karya Antoe Budiono Tahun 2021
DOI:
https://doi.org/10.17977/um064v2i122022p1756-1769Keywords:
Beautify the Beauty of the World, Antoe Budiono, kritik holistikAbstract
Abstrak: The researcher chose Antoe Budiono's painting "Beautify the Beauty of the World" (2021) as the object of holistic criticism because the researcher felt emotions such as an invitation to a sense of legowo (sincere) as well as simplicity shown in the visuals of grandfather, chicken, plants, books, and provocative writings in the background. This painting research aims to answer the values and the final synthesis contained in the painting. The method used is qualitative-descriptive with a holistic critical approach. Data was collected using interview, observation, and document analysis methods. The final assessment and decision of value are based on 3 sources of data from artists (genetic information), artwork (objective information), and observers (affective information). Checking the validity of the findings, this study uses a triangulation method. The results of the study show that the visual of the work has a relationship with the religious guidelines of Antoe Budiono. The values contained in the painting are in the form of religious values and social values. The religious values contained try to control themselves so as not to damage or destroy those around them. While the social value contained is mutual help in terms of doing good without expecting a reward (sincere).
Keywords: painting; holistic criticism; Antoe Budiono; Beautify the Beauty of the World
Abstract: Karya lukisan Antoe Budiono berjudul “Beautify the Beauty of the World” tahun 2021 dipilih sebagai objek kritik holistik. Peneliti merasakan emosi menyerupai ajakan pada rasa legowo (ikhlas) juga kesederhanaan ditampilkan dalam visual sosok kakek, ayam, tumbuhan, buku, dan background tulisan-tulisan provokatif. Penelitian kritik seni pada objek lukisan ini bertujuan untuk menjawab nilai–nilai dan sintesis akhir yang terkandung dalam lukisan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan kritik holistik. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pengkajian dan keputusan akhir nilai berdasarkan tiga sumber data dari seniman (informasi genetik), karya seni (informasi objektif), dan penghayat (informasi afektif). Penelitian ini menggunakan triangulasi metode untuk mengecek keabsahan temuan. Hasil penelitian menunjukkan visual karya mempunyai hubungan dengan pedoman agama Antoe Budiono. Nilai-nilai yang terkandung dalam lukisan, berupa nilai agama dan nilai sosial. Nilai agama yang terkandung berusaha mengendalikan diri untuk tidak merusak atau menghancurkan di sekitarnya, sedangkan nilai sosial yang terkandung adalah saling tolong menolong dalam hal berbuat kebaikan tanpa mengharapkan imbalan (ikhlas).
Kata kunci: lukisan; kritik holistik; Antoe Budiono; Beautify the Beauty of the World
References
Agusta, O. I. (2003). Teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Paper presented at Pelatihan Metode Kualitatif at Pusat Penelitian Sosial Ekonomi, Bogor, 27 February 2003. Retrieved from https://www.academia.edu/download/34265413/ivan-pengumpulan-analisisdata-kualitatif.pdf
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi: CV Jejak (Jejak Publisher).
Asa, F. O., Ahdi, S., & Elpatsa, A. (2021). Fenomena korupsi: Tikus sebagai inspirasi lukis. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 508–514. doi: https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28059
Handayani, A. P. (2019). Kajian semiotika karya lukis hyperrealist Antoe Budiono pada lukisan yang cenderung menghadirkan visual ayam jago. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/357700053_Kajian_Semiotika_karya_lukis_Hyperrealis_Antoe_Budiono_pada_Lukisan_yang_Cenderung_Menghadirkan_Visual_Ayam_Jago
Indrawati, L. (2017). Mempersoalkan figur-figur dalam karya Gunawan Bagea. Imajinasi: Jurnal Seni, 12(1), 57–64. doi: https://doi.org/10.15294/imajinasi.v12i1.14357
Junaedi. (2022, January 10). Mengenal kembali falsafah Jawa, memayu hayuning bawana. Jogja Daily. Retrieved from https://jogjadaily.com/2022/01/mengenal-kembali-falsafah-jawa-memayu-hayuning-bawana/
Kartika, S. D. (2007). Kritik seni (1st ed., vol. 160). Bandung: Rekayasa Sains Bandung.
Kristianto, D. (2007). Studi tentang seni lukis realis karya Agus Wiryawan periode 2001–2003 (Unpublished undergraduate thesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta). Retrieved from Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/12350903.pdf
Mawaddah. (2021). Unsur budaya dalam novel karya A. Hasjmy (kajian postkolonialisme). Master Bahasa, 9(2), 537–545. Retrieved from https://jurnal.usk.ac.id/MB/article/view/22173
Mayasari, M. E. (2012). Kritik holistik terhadap lukisan yang berjudul “Heard in the Bathub” dan “Create a Sign” karya Isa Ansory (Unpublished undergraduate thesis, Universitas Negeri Malang, Malang).
Muklisin, & Triyanto, R. (2020). Analisis formal lukisan Andi Ian Surya. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 292–299. doi: https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.20116
Nurhikmah, S. (2018). Karya Hermin Instiaringsih (Mbah Ning) dalam kritik holistik. Ekspresi Seni, 20(2), 113–124. doi: http://dx.doi.org/10.26887/ekse.v20i2.393
Priyanto, D. (2018). Kritik holistik: Ekspresionisme dalam karya batik abstrak Pandono. Ornamen: Jurnal Kriya ISI Surakarta, 15(1). Retrieved from https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen/article/view/2471
Rahardjo, M. (2015, October 15). Triangulasi dalam penelitian kualitatif. Retrieved from https://www.uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html
Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Al Hadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81–95. doi: https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374
Sabatari, W. (2006). Seni: Antara bentuk dan isi. Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, 4(2). doi: http://dx.doi.org/10.21831/imaji.v4i2.6716
Sapentri, E. (2017). Male gaze dan pengaruhnya terhadap representasi perempuan dalam lukisan “Realis Surealis” karya Zaenal Arifin. Journal of Urban Society’s Arts, 4(1), 29–35. doi: https://doi.org/10.24821/jousa.v4i1.1692
Sari, Y., & Maryono. (2017). Tari Bugis Kembar versi S. Ngaliman (kajian kritik holistik). Greget: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Tari, 16(1), 1–13. Retrieved from https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/greget/article/view/2350
Sudarso SP. (1991). Tinjauan seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharto, S. (2007). Refleksi Teori kritik seni holistik: sebuah pendekatan alternatif dalam penelitian kualitatif bagi mahasiswa seni. Harmonia: Journal of Arts Research and Educcation, 8(1). Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/803
Sutopo. (1991). Kritik Seni II - Struktur Kritik Holistik dan Kritik Fenomenologis. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Tauriska, D. A., Sumarwahyudi, S., & Anggraini, S. D. (2022). Kritik Holistik pada Lukisan Paranoid Karya Gatot Pujiarto Tahun 2021. JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, 2(6), 765–781. https://doi.org/10.17977/um064v2i62022p765-781
Widyaevan, D. A. (2017). Kajian kritik seni karya instalasi Tisna Sanjaya -“32 Tahun Berpikir Dengan Dengkul.” Jurnal Rupa, 3(1), 13–27. doi: https://doi.org/10.25124/rupa.v2i1.752
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Teratai caesalid Putri, Sumarwahyudi, Swastika Dhesti Anggriani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.