Keberadaan Sanggar Seni Acharya Budaya dalam Pengembangan Seni Tari di Kabupaten Blitar
DOI:
https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p739-754Keywords:
keberadaan, sanggar seni, penyebab seni tari, Acharya BudayaAbstract
Sanggar adalah sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan agar peserta didiknya memiliki keterampilan, keahlian, dan pengetahuan yang nantinya hal tersebut berguna sebagai bekal masa depan peserta didik. Keberadaan sanggar sangat penting sebagai wadah pelestarian kesenian. Sanggar Seni Acharya Budaya adalah sanggar mandiri yang memiliki karya dan mengedepankan sebuah pelestarian dan pengembangan di Kabupaten Blitar. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasikan keberadaan sanggar dalam pengembangan seni tari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan objek penelitian Sanggar Seni Acharya Budaya. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan sistem observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa foto dan video kegiatan sanggar. Uji keabsahan yang digunakan peneliti dalam memvalidasi data menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian adalah Sanggar Seni Acharya Budaya merupakan salah satu sanggar mandiri di Kabupaten Blitar yang masih aktif sampai sekarang. Keberadaan seni tari di sanggar ini dimaksudkan sebagai wadah pelestarian seni tari. Manajemen yang terorganisasi dan masih aktif dalam kegiatan berkesenian tari membuat sanggar ini tetap terjaga keberadaanya.
Kata kunci: keberadaan; sanggar seni; penyebab seni tari; Acharya Budaya
The Existence of Acharya Budaya Art Studio in the Development of Dance Art in Blitar District
Sanggar is an educational institution that has the goal that its students have the skills, expertise, and knowledge which later will be useful as a provision for the future of students. The existence of a studio is very important as a place for art preservation. The Acharya Budaya Art Studio is an independent studio that has works and promotes preservation and development in Blitar Regency. The aim of the research is to identify, analyze and implement the existence of studios in the development of dance arts. The research method used is a qualitative method with the research object of the Acharya Budaya Art Studio. The data collection for this study used an observation system, interviews and documentation in the form of photos and videos of studio activities. The methods used by researchers in validating data used two triangulations, namely source triangulation and technical triangulation. The results of the research are that the Acharya Budaya Art Studio is one of the independent studios in Blitar Regency which is still active today. The existence of dance art in this studio is intended as a place for the preservation of dance art. Management that is organized and still active in dance activities keeps this studio in existence.
Keywords: existence; art Gallery; cause of dance; Acharya Budaya
References
Hadi, I. A. (2015). Eksistensi Komunitas Waroeng Keroncong di Kota Semarang. (Skripsi, Universitas Negeri Semarang).
Herlambang, Y. (2015). Peran Kreativitas Generasi Muda dalam Industri Kreatif terhadap Kemajuan Bangsa. Tematik: Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal), 2(1), 61-71. https://doi.org/10.38204/tematik.v2i1.66
Lail, J., & Widad, R. (2015). Belajar Tari Tradisional Dalam Upaya Melestarikan Tarian Asli Indonesia. Inovasi dan Kewirausahaan, 4(2), 102. (http://www.pakmono.com/2014/12/pengertian-tari-tradisional-dari-para.html.)
Lakoy, A. C. (2015). Pengaruh Komunikasi, Kerjasama Kelompok dan Kreativitas dalam Sebuah Organisasi. Jurnal EMBA, 3(3), 981–991.
Rifa’i, M., & Fadhli, M. (2013). Manajemen Organisasi (C. Wijaya (ed.); 1st ed.). Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Susilo, D. R., Saripudin, D., & Moeis, S. (2018). Perkembangan Sanggar Seni Tari Topeng Mulya Bhakti di Desa Tambi. FACTUM: Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 7(1).
Salsabila, K. R. (2014). Peranan Sanggar Tari Kaloka Terhadap Perkembangan Tari di Kota Pekalongan. Jurnal Seni Tari, 4(1), 1–5. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst/article/view/9627
Sari, M. (2013). Peranan Ilmu Menata Tari Pada Karya Tari di Lembaga Pendidikan Seni Semenda. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1–10.
Simamora, L. (2003). Model-Model Pelatihan. Academia, 1–24.
Sinta, I. M. (2019). Manajemen Sarana dan Prasarana. Jurnal Isema: Islamic Educational Management, 4(1), 77–92. https://doi.org/10.15575/isema.v4i1.5645
Siswantari, H., & Putra, L. D. (2021). Pengembangan Modul Pembelajaran Tari Kreasi Bagi Mahasiswa. Jurnal Seni Tari, 1(10), 104–111.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmawati. (2019). Keberadaan Sanggar Seni Colliq Pujie Dalam Upaya Mengembangkan Seni Pertunjukan di Kabupaten Barru. (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Makassar).
Suryadi, D. (2019). Pentingnya Visi Dan Misi Dalam Mengelola Suatu Usaha. Jurnal Asy-Syukriyyah, 9(1), 17–35. https://doi.org/10.36769/asy.v9i1.53
Wisnu, D. (2019). Teori Organisasi Struktur dan Desain (Septian (ed.); 1st ed.). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Wulandari, T. (2015). Eksistensi Sanggar Tari Kembang Sakura dalam Pengembangan Seni Tari di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ekp, 13(3), 1576–1580.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Kharisma Melati Sukma, Tri Wahyuningtyas, Ika Wahyu Widyawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.