Eksistensi Grup Musik Keroncong Gema Paramitra di Desa Yosomulyo pada Tahun 2015-2020
DOI:
https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p680-693Keywords:
musik keroncong, Gema Paramitra, eksistensi , komunitas keroncong, YosomulyoAbstract
Di Desa Yosomulyo, terdapat grup musik keroncong yang khas dan sangat digemari oleh masyarakatnya karena dianggap membawa warna musik yang baru dan unik. Grup musik ini bernama Gema Paramitra. Grup musik keroncong ini mampu menarik perhatian masyarakat yang memiliki selera musik beragam. Eksistensinya di kalangan masyarakat Desa Yosomulyo semakin diakui dengan dibuktikan oleh banyaknya tawaran pementasan mengisi acara-acara pemerintah desa dan masyarakat umum. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan eksistensi grup musik keroncong Gema Paramitra pada tahun 2015-2020 dan faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi grup ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Periode yang diteliti dibagi menjadi tiga periode, yakni periode 2015-2016, periode 2017-2018, dan periode 2019-2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tiga periode tersebut Gema Paramitra mengalami pasang surut dalam mewujudkan dan mempertahankan eksistensinya. Sementara faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi tersebut terdiri dari faktor pembangun dan faktor penghambat. Pada faktor pembangun meliputi faktor internal berupa anggota seniman grup dan keunikan musik grup, serta faktor eksternal berupa dukungan dari pemerintah, komunitas keroncong, dan masyarakat desa. Sementara itu, faktor penghambat eksistensinya adalah pengaruh pandemi COVID-19.
Kata kunci: musik keroncong; Gema Paramitra; Desa Yosomulyo
The Existence of the Keroncong Music Group, Gema Paramitra, in Yosomulyo Village in 2015-2020
In Yosomulyo Village, there is a keroncong music group that is unique and very popular with the people because it is considered to bring a new and unique musical color. This music group is called Gema Paramitra. This keroncong music group is able to attract the attention of people who have diverse tastes in music. Its existence among the people of Yosomulyo Village is increasingly being recognized as evidenced by the many offers for performances to fill events for the village government and the general public. The purpose of this research is to describe the existence of the Keroncong music group Gema Paramitra in 2015-2020 and the factors that influence the existence of this group. The research method used is descriptive qualitative research method. The validity of the data was obtained through data source triangulation and technique triangulation. The period under study was divided into three periods, namely the 2015-2016 period, the 2017-2018 period, and the 2019-2020 period. The results of the study show that during these three periods Gema Paramitra experienced ups and downs in realizing and maintaining its existence. While the factors that influence the existence consist of building factors and inhibiting factors. Developmental factors include internal factors in the form of group artist members and the uniqueness of the group's music, as well as external factors in the form of support from the government, the keroncong community and village communities. Meanwhile, the inhibiting factor for its existence is the influence of the COVID-19 pandemic.
Keywords: keroncong music; Gema Paramitra; Yosomulyo Village
References
Alvianto, W. A., & Joseph, W. (2012). Eksistensi grup musik keroncong Gema Irama di Desa Gedongmulya Kecamatan Lasem. Jurnal Seni Musik, 1(1), 1-14. https://doi.org/10.15294/jsm.v1i1.1797
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Banoe, P. (2003). Kamus musik. Yogyakarta: Kanisius.
Dewi, S. (2007). Teamwork (cara menyenangkan membangun tim impian). Jakarta: Penerbit Progressio.
Husein, U. (2013). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis. Depok: Rajawali Pers.
Mahendra, A. S. P., & Trilaksana, A. (2018). Musik kendang kempul tahun 1980-2008. Avatara, 6(3), 130-137. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/25508
Mangkunegara, A. P. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis data kualitatif: Buku sumber tentang metode- metode baru (Tjetjep Rohendi, Trans). Jakarta: UI Press. (Original work published 1984)
Mintargo, W. (2017). Akulturasi budaya dalam musik keroncong di Indonesia. Nuansa: Journal of Arts and Design, 1(1), 10–22. https://doi.org/10.26858/njad.v1i1.4750
Moleong. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Paul, B. (1965). Social anthropology. New York: Holt, Rinehart and Winston Publisher.
Prakoso, B. (2020). Tren budaya industri pada lagu Didi Kempot: perspektif teori kritis. Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 11(1), 15-34. DOI: 10.24235/orasi.v11i1.6281
Pratama, N. Y., & Wafa, M. U. (2020). Eksistensi grup musik tegalan Joend Pro di Slawi Kabupaten Tegal. Jurnal Seni Musik, 9(2), 119-126. https://doi.org/10.15294/jsm.v9i2.33109
Scholes, P. A. (1957). Arrangement or transcription: The Oxford companion to music (10th ed.). Oxford, England: Oxford University Press.
Septiyan, D. D. (2020). Perubahan budaya musik di tengah pandemi covid-19. Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik, 2(1), 31-38. https://doi.org/10.24036/musikolastika.v2i1.37
Shofa, A. Z. I., dkk. (2023). Kreativitas KOS Atos dalam mempertahankan musik keroncong di Kota Malang. JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, 3(4), 490-502. DOI: 10.17977/um064v3i42023p490-502
Sihombing, F. (2003). Teknik bernyanyi paduan suara Beata Voce SD Santo Anthonius Medan dalam membawakan lagu I Will Sing With The Spirit karya John Rutter (Skripsi). Universitas HKBP Nommensen, Medan.
Soeharto, A. H., dkk. (1996). Serba-serbi keroncong. tanpa kota: Penerbit Muzika.
Sugiyono. (2016). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Taringan, J. (2016). Aransemen lagu “Haec Dies” pada perayaan Tri Hari Suci di Gereja Katolik (Skripsi). Universitas HKBP Nommensen, Medan.
Widyastutieningrum, S. R. (2007). Tayub di Blora Jawa Tengah: Seni pertunjukan ritual kerakyatan. Surakarta: Pascasarjana ISI Surakarta & ISI Press Surakarta.
Wiedyana, E., & Prihatini, N. S. (2018). Eksistensi pertunjukan can macanan kadduk Paguyuban Bintang Timur di Kabupaten Jember. Greget: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Tari, 17(1), 56-70. https://doi.org/10.33153/grt.v17i1.2297
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Sabikh Saputra, E.W. Suprihatin Dyah Pratamawati, Ika Wahyu Widyawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.