Makna Sesaji pada Tradisi Baritan Desa Dermojayan Kabupaten Blitar

Authors

DOI:

https://doi.org/10.17977/um064v2i62022p857-864

Keywords:

Baritan, tradisi, ritual, makna simbolis, pertunjukan

Abstract

Abstract: This study examines a tradition called Baritan, a spiritual tradition that presents people in public spaces, so that they appear as performances. This Baritan is held every month in the Javanese calendar. One of the people who still preserve this tradition is in the Dormojayan Village, Blitar Regency. However, it is unfortunate that not many young people understand the meaning contained in the tradition, both in the form of symbols on ritual equipment and actions. Therefore, the researcher will examine and inform again about the meaning of the Baritan Tradition Offerings. The method used is descriptive qualitative by using interview data with key informants, namely Maryatim (55 years old) an elder of Dermojayan village, Semin (70 years old) ritual leader in RT02 Dermojayan Village, and other competent sources, and observations were made on ritual activities. Baritan at Bula Suro to be precise on Friday Legi or August 20, 2021, and using documents belonging to the Dermojayan Village archive. Data analysis using interpretation. The results of the research (1) are the implementation of the Baritan performance procession which shows a symbol of social ties, (2) the symbolic meaning of the Baritan performance equipment, namely as a turning point for people traveling or doing activities on the streets, so that curious spirits do not interfere.

Keywords: tradition; rituals; meaning symbolic; Baritan

Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang tradisi yang disebut Baritan, sebuah tradisi spiritual yang menampil­kan masyarakat di ruang publik, sehingga tampil sebagai pertunjukan. Baritan ini diselenggarakan setiap bulan suro dalam hitungan kalender Jawa.  Masyarakat yang masih melestarikan tradisi tersebut salah satunya adalah di Desa Dermojayan Kabupaten Blitar. Namun sangat disayangkan bahwa tradisi yang memiliki nilai spiritual tinggi tidak banyak generasi muda yang memahami makna yang terkandung dalam tradisi tersebut, baik dalam bentuk simbol-simbol yang ada pada perlengkapan ritual maupun tindakan-tindakan. Oleh sebab itu, maka peneliti akan mengkaji dan menginformasikan kembali tentang Makna Sesaji Tradisi Baritan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan data wawancara dengan narasumber kunci, yaitu Maryatim (55 th) sesepuh Desa Dermojayan, Semin (70 th.) pemimpin ritual di lingkungan RT 02 Desa Dermojayan, dan narasumber lain yang berkompeten, serta dilakukan observasi pada kegiatan ritual Baritan pada bulan suro tepatnya pada hari jumat legi atau tanggal 20 Agustus 2021, serta menggunakan dokumen miliki arsip Desa Dermojayan. Analisis data menggunakan interpretasi. Hasil penelitian (1) pelaksanaan prosesi pertunjukan Baritan yang menunjukan simbol ikatan sosial, (2) makna simbolik dari perlengkapan pertunjukan Baritan, yaitu sebagai tolak balak bagi orang yang berpergian atau beraktifitas di jalanan, agar roh roh yang penasaran tidak mengganggu.

Kata kunci: tradisi; ritual; makna simbolis; pertunjukan; Baritan

References

Aziz, R. F. (2021). Makna simbolik dalam tradisi Nyuguh Masyarakat Rawa Bebek di kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat (Unpublished undergraduate thesis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta). Retrieved from https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/57413

Clifford, G. (1992). Kebudayaan dan agama. Yogyakarta: Kanisius.

Dillistone, F. W. (2002). Daya kekuatan simbol (The power of symbol) (A. Wdyamartaya, Trans.). Yogyakarta: Kanisius.

Hadi, Y. S. (2012). Seni pertunjukan dan masyarakat penonton. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Hartoko, D., & Rahmanto, B. (1998). Kamus istilah sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Hidayat, R., & Prakoso, R. D. (2008). Seni pertunjukan etnik Jawa ritus, simbolisme, politik, dan problematikanya. Malang: Gantar Gumelar.

Indiyanto, A., & Nurhajarini, D. R. (2014). Verifikasi nilai budaya agraris Baritan: Ritual pertanian dalam perubahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

Khaerunnisa, Wijayanti, I., & Nurjannah, S. (2019). Perubahan makna perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi masyarakat kelurahan Dasan Agung kecamatan Selaparang kota Mataram. RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual, 1(1), 62–73. doi: https://doi.org/10.29303/resiprokal.v1i1.6

Moleong, L. J. (2012). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Sztompka, P. (2007). Sosiologi perubahan sosial. Jakarta: Prenada Media Group.

Santosa, I. B. (2021). Spiritualisme Jawa: Sejarah, laku, dan intisari ajaran. Yogyakarta: Diva Press.

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahyuningtias, W., & Astuti, N. D. (2016). Analisis nilai-nilai dalam tradisi Baritan sebagai peringatan Malam Satu Suro di Desa Wates kabupaten Blitar. Proceedings of Seminar Nasional Pendidikan 2016 “Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal Dalam Era Mea”, 134–138. Retrieved from https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/view/5857

Downloads

Published

2022-06-24

How to Cite

Syafitri, W., Hidajat, R., & Pristiati, T. (2022). Makna Sesaji pada Tradisi Baritan Desa Dermojayan Kabupaten Blitar. JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, 2(6), 857–864. https://doi.org/10.17977/um064v2i62022p857-864

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)