Ludira – Setya – Tresna: Potret Fenomenologi dalam Studi Kasus Lagon Dharma Kasetyan
DOI:
https://doi.org/10.17977/um064v1i82021p1120-1133Keywords:
dharma kasetyan, fenomenologi, ludira, setya, tresna.Abstract
Abstract: Descriptively formulated three objectives in this article consisted of: (1) Portrait of the ludira fragment in the lyrics of the Dharma Kasetyan song, (2) Portrait of the setya fragment in the Dharma Kasetyan song, and (3) The portrait of the Tresna fragment in the Dharma Kasetyan song. A qualitative descriptive research method was used with the data collection techniques for the document studies in the form of compositions of poetry and recordings of performances on the youtube page. The collected data was then dissected using a phenomenological approach that focuses on portraits of Ludira, Setya and Tresna. Based on the data findings and discussion, three conclusions can be drawn. First, the whole fragment contains about dharma (good behavior performed by humans) and loyalty (setya); Second, it is an act of human sacrifice that pours out everything until it bleeds (ludira); and Third, consciously to suffer for love (tresna). The story of loyalty and dharma in life is not only a love story between two lovebirds, a man and a woman, but also the loyalty and love of parents for their children, as well as how loyal they are in keeping their promises.
Keywords: dharma kasetyan, phenomenology, ludira, setya, tresna
Abstrak: Secara deskriptif dirumuskan tiga hal yang dijadikan tujuan dalam artikel ini terdiri dari: (1) Potret fragmen ludira pada syair lagu Dharma Kasetyan, (2) Potret fragmen setya pada syair lagu Dharma Kasetyan, dan (3) Potret fragmen tresna pada syair lagu Dharma Kasetyan. Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan dengan teknik pengumpulan data studi dokumen berupa komposisi syair dan rekaman pementasan di laman youtube. Data terkumpul selanjutnya dibedah dengan pendekatan fenomenologi yang difokuskan pada potret ludira, setya dan tresna. Berdasarkan temuan data dan pembahasan dapat disimpulkan tiga rumusan. Pertama, keseluruhan fragmennya berisi mengenai dharma (perilaku baik yang dilakukan oleh manusia) dan kesetiaan (setya); Kedua, merupakan tindakan pengorbanan manusia yang mencurahkan segalanya sampai berdarah-darah (ludira); dan Ketiga, dengan sadar untuk menderita karena cinta (tresna). Kisah kesetiaan dan dharma dalam kehidupan tidak hanya cerita cinta antara dua sejoli lelaki dan perempuan, namun juga kesetiaan dan cinta orang tua terhadap anaknya, juga bagaimana kesetiaan dalam memegang teguh pada janji.
Kata kunci: dharma kasetyan, fenomenologi, ludira, setya, tresna.
References
Ahimsa-putra, H.S. (2012). Fenomenologi agama : Pendekatan Fenomenologi untuk memahami agama. Walisongo, 20 (November 2012), 271–304. Retrieved from https://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/200
Asmarani, R. (2012). Pendekatan feminis dekonstruktif-kultural terhadap Anna and the King. Kajian Sastra, 32(1), 17–30. Retrieved from https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kajiansastra/article/view/2701
Budiman, A. (2011). Tafsir amanat dalam cerita legenda Sangkuriang. Retrieved from http://a-research.upi.edu/artikelview.php?no_artikel=104
Buntari, T.A. (2003). Aspek pengorbanan dalam tiga novel berbahasa Jawa karya Any Asmara (sebuah pendekatan struktur naratif dan semiotik) (Undergraduate thesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta).Retrieved from https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/5761/Aspek-pengorbanan-dalam-tiga-novel-berbahasa-Jawa-karya-Any-Asmara-sebuah-pendekatan-struktur-naratif-dan-semiotik
Dandes, S. (2021). Mangaji: Reinterpretasi sastra lisan dalam komposisi musik. IKONIK : Jurnal Seni Dan Desain, 3(1), 28. doi: https://doi.org/10.51804/ijsd.v3i1.866
Fitriyanto, C. (2018). Studi penggunaan puisi Bunga dan Tembok. Sorai Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik, 11(1), 37–55. Retrieved from https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/SOR/article/download/2346/2164
Valmiki. (1873). The Ramayan of Valmiki IV (R.T.H. Griffith, Trans.). London: Trubner and co.
Handayani, N. (2019). Proses penciptaan musik suara sindhen: Interpretasi Gendhing Ginonjing karya Nur Handayani. Gelar : Jurnal Seni Budaya, 16(1), 111–118. doi: https://doi.org/10.33153/glr.v16i1.2344
Jurusan Sastra Indonesia UM. (2021, April 7). Langen Swara Dolgambes "JAMUS KUNING" [Video file]. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=S7Lk47ouTmg&t=8239s
Mardika, M. (2020). Nilai-Nilai kepemimpinan Hindu dalam Kitab Bisma Parwa. Jurnal Pangkaja, 23(2), 1–8. Retrieved from https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PJAH/article/view/2073
Unit Hubungan Masyarakat. (2021, April 13). Langen Swara Dulgambes (Dolanan Gamelan Besi) “Jamus Kuning”. Berita Terkini um.ac.id. Retrieved from https://um.ac.id/berita/langen-swara-dulgambes-dolanan-gamelan-besi-jamus-kuning/
Mahliatussikah, H. (2017). Kritik sastra feminis dan intertekstualitas dalam kisah Laylâ Majnûn dan Romeo Juliet. Proceedings of Konferensi Nasional Bahasa Arab III, 501–514. Retrieved from http://prosiding.arab-um.com/index.php/konasbara/article/view/159
Nindito, S. (2005). Fenomenologi Alfred Schutz: Studi tentang konstruksi makna dan realitas dalam ilmu sosial. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 2, 79–95. doi: https://doi.org/10.24002/jik.v2i1.254
Riswandi, B., & Sumiyadi. (2020). Manifestasi nilai didaktis cerita rakyat Sangkuriang dalam novel “Supata Sangkuriang” karya Alexandreia Wibawa. Jurnal Metabasa, 2, 38–50. Retrieved from http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/mbsi/article/view/2494
Nurgiyantoro, B. (2003). Wayang dalam fiksi Indonesia. HUMANIORA, 15(1), 1–14. Retrieved from https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/769
Poerwadarminta, W. (1939). Baoesastra Djawa. Batavia: JB. Wolters Uitgevers Maatschappij n.v.
Pudjiastuti, T. (1983). Sita: Perempuan dalam Ramayana kakawin Jawa kuna. Jumantara, 1(2), 81–96. Retrieved from https://ejournal.perpusnas.go.id/jm/article/view/00100220106
Qomariah, S. (2015). Intersubjektivitas, cinta dan kesetiaan dalam film Habibie & Ainun (perspektif eksistensialisme Gabriel Marcel). Jurnal Studia Insania, 3(2), 139–156. doi: http://dx.doi.org/10.18592/jsi.v3i2.1121
Rahardjo, M. (2018). Studi fenomenologi itu apa? Retrieved from repository.uin-malang.ac.id/2417
Rahayu, P., Adelina, F., Kamal, S., Widayanto, W.N., & Hadi, C. (2019). Belas kasih diri (self-compassion) dan pengorbanan (altruism) pada suku Tengger. Fenomena, 28(1), 30–38. https://doi.org/10.30996/fn.v28i1.2443
Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81. doi: https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374
Ronidin, R. (2011). Malin Kundang, ibunya durhaka: Suatu pendekatan genetik. Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa Dan Pembelajaran Bahasa, 4(2), 114. https://doi.org/10.24036/ld.v4i2.1262
Supriadi, A. (2016). Kearifan lokal cerita Sangkuriang: Menuju ketahanan bangsa (Local wisdom of Sangkuriang story: Toward the endurance of nation). METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 5(1), 1. doi: https://doi.org/10.26610/metasastra.2012.v5i1.1-10
Suwarna. (2011). Estetika pagelaran wayang: Tinjauan etnopuitika. Retrieved from http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808332/etnopuitika%20PEGELARAN%20WAYANG.pdf
Imawati, A.V., Citra, A., & Shihab, M. (2019). Penghargaan dan pengorbanan dalam hubungan asmara pada fase tumbuh dewasa. Expose: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 12. doi: https://doi.org/10.33021/exp.v2i1.753
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.