Studi Kontrastif Permarkah Bilangan Tak Tentu Bermakna Keseluruhan dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.17977/um064v2i32022p420-432Keywords:
Contrastive, Quantifiers, German, IndonesianAbstract
Abstract: This study aims to discuss the forms of quantifiers with collective meaning in both languages as well as to describe their similarities and differences in the two languages. This study is qualitative descriptive research which uses contrastive research theory. The data sources used are novels in German and Indonesian. The results of the study showed that there are five forms of quantifiers with collective meaning in German and four forms of quantifiers in Indonesian. The similarities of the quantifiers in the two languages are that the quantifiers mark the nouns and are written before the nouns, certain quantifiers can be omitted, and are found in various functions in sentences. The differences between the markers in the two languages are, in German, the quantifiers may mean negation, change in shape, and the quantified nouns can be singular or plural, while in Indonesian the quantifiers do not possess these qualities. Markers in Indonesian cannot mean negation without the presence of other markers, they do not change shape and the nouns marked are in the prural form.
Keywords: contrastive, quantifiers, German, Indonesian
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana bentuk pemarkah bilangan tak tentu bermakna keseluruhan dalam kedua bahasa serta mendeskripsikan bagaimana persamaan maupun perbedaan diantara keduanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan teori penelitian kontrastif. Sumber data yang digunakan adalah novel berbahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima bentuk pemarkah jumlah tak tentu bermakna keseluruhan dalam bahasa Jerman, sedangkan dalam bahasa Indonesia ditemukan empat bentuk. Persamaan yang ditemukan pada kedua bahasa tersebut adalah pemarkah memarkahi nomina dan pemarkah ditulis mendahului nomina, pemarkah tertentu dapat dilesapkan, serta ditemukan dalam berbagai fungsi dalam kalimat. Perbedaan pemarkah diantara kedua bahasa tersebut antara lain dalam bahasa Jerman pemarkah dapat bermakna negasi, mengalami perubahan bentuk, dan nomina yang dimarkahi dapat berbentuk singular maupun prural sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak demikian. Pemarkah dalam bahasa Indonesia tidak dapat bermakna negasi tanpa hadirnya pemarkah lain, tidak mengalami perubahan bentuk dan nomina yang dimarkahi berada dalam bentuk prural.
Kata Kunci: kontrastif, bilangan tak tentu, bahasa Jerman, bahasa Indonesia
References
Hadi, A. (2014). Konjungsi Relatif Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia (Sebuah Studi Kontrastif).Tesis. Universitas Gadjah Mada.
Helbig, & Busha. (2005). Deutsche Grammatik Ein Handbuch Für den Auslӓnderunterricht. Langenscheidt.
Heuken SJ, A. (2014). Kamus Jerman Indonesia. Yayasan Cipta Loka Caraka.
Jawad, M. R. (2015). A contrastive Study of Quantifiers in English and Arabic. International Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE), 2(5), 285–308. www.arcjournals.org
Ke, P. (2020). Contrastive Linguistics. Springer. https://doi.org/10.4324/9781003071211-10
Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. PT Gramedia Pustaka Utama.
Layly, N. ., & Suhandano. (2016). Analisis Kontrastif Verba Kausatif Bahasa Jerman Dan Bahasa Indonesia. Universitas Gadjah Mada.
Major, R. C., & Crystal, D. (2008). A Dictionary of Linguistics and Phonetics. In The Modern Language Journal (Vol. 76, Issue 3). Blackwell. https://doi.org/10.2307/330198
Melanda, E. S., Margaretta, J., & Alamsyah, R. (2019). Grammatical Barriers In Writing A German Essay : A Case Study Of Secondary High School Students. Journal Deutsch Als Fremdsprache in Indonesien, 1(1), 1–11. http://journal2.um.ac.id/index.php/dafina/article/view/21168
Moeliono, A., Lapoliwa, H., Alwi, H., Sasangka, S., & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. In Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi keempat. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Muslich, M. (2014). Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Bumi Aksara.
Pafel, J. (2006). Quantifier scope in German. https://doi.org/10.3115/1654690.1654700
Ratnasari, I. N. (2014). Analisis Kesalahan Gramatikal Bahasa Jerman Tulis. Laterne, 3. https://media.neliti.com/media/publications/248580-analisis-kesalahan-gramatikal-bahasa-jer-ad1c464f.pdf
Sitanggang, S. M., Fatimah, S., & Saud, S. (2018). Analisis Kesalahan Dalam Menggunakan Possesivepronomen Bahasa Jerman. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 2(1), 28–34. https://doi.org/10.26858/eralingua.v2i1.5634
Yusri. (2016). Kesalahan Pembentukan Komposita Nomina Dalam Bahasa Jerman oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar. Jurnal Nalar Pendidikan, 4(1), 41–47. https://ojs.unm.ac.id/nalar/article/view/2007
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Kurnia Suci Hastin Awiyatni, Tri Mastoyo Jati Kesuma

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.