Profil Perilaku Cyberbullying pada Remaja dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling
DOI:
https://doi.org/10.17977/um084v2i22024p171-183Keywords:
cyberbullying, bimbingan dan konseling, kalangan remajaAbstract
Cyberbullying adalah perilaku agresif menggunakan teknologi dan media sosial untuk menyakiti, melecehkan, dan mengintimidasi orang lain di dunia maya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi profil perilaku cyberbullying pada remaja dan menentukan implikasinya pada bimbingan dan konseling di sekolah. Metode penelitian menggunakan studi literatur dengan mengumpulkan data sekunder dari buku, jurnal, artikel, dan wawancara terkait perilaku cyberbullying di kalangan remaja SMA. Data dikumpulkan melalui observasi dan sumber sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku cyberbullying pada remaja sering muncul dalam bentuk flaming dan outing & trickery. Motivasi yang mendukung perilaku ini meliputi keinginan balas dendam, kurangnya pemahaman tentang cyberbullying, dan penyalahgunaan fitur anonimitas media sosial. Implikasi bagi layanan bimbingan dan konseling mencakup pelaksanaan layanan dasar, seperti informasi mengenai cyberbullying, dan layanan responsif untuk korban dan pelaku sebagai fungsi kuratif. Strategi yang dapat diterapkan meliputi layanan informasi, bimbingan kelas dan kelompok, konseling individual, konseling kelompok, serta kolaborasi dengan ahli di bidang bimbingan pribadi dan sosial.
Kata kunci: cyberbullying; cyberbullying remaja; bimbingan dan konseling
Profile of Cyberbullying Behavior in Adolescents and Its Implications for Guidance and Counseling Services
Cyberbullying is aggressive behavior using technology and social media to hurt, harass, and intimidate others online. This research aims to identify the profile of cyberbullying behavior in adolescents and determine its implications for guidance and counseling in schools. The research method uses a literature study by collecting secondary data from books, journals, articles, and interviews related to cyberbullying behavior among high school students. Data were collected through observations and secondary sources. The results show that cyberbullying behavior in adolescents often appears in the forms of flaming and outing & trickery. Motivations supporting this behavior include revenge, lack of understanding about cyberbullying, and misuse of social media anonymity features. Implications for guidance and counseling services include the implementation of basic services, such as information about cyberbullying, and responsive services for victims and perpetrators as a curative function. Strategies that can be applied include information services, classroom and group guidance, individual counseling, group counseling, and collaboration with experts in personal and social guidance.
Keywords: cyberbullying; adolescent cyberbullying; guidance and counseling
References
Afandi, R. (2011). Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Pedagogia, 1(1).
Akhzalini, H. A. (2015). Inovasi bimbingan dan konseling dalam mengurangi traumatic stress pada korban bullying di sekolah. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Malang.
American School Counselor Association. (2011). The ASCA national model: A framework for school counseling program (3rd ed.). VA: ASCA.
Batubara, J. R. (2016). Adolescent development (Perkembangan remaja). Sari Pediatri, 12(1), 21.
Barnardos. (2016). A guide to cyberbullying. Ireland: Barnardos.
Bhakti, C. P., Nindiya, E. S., & Cintya, D. E. (2018). Strategi layanan bimbingan dan konseling untuk mengurangi perundungan siber di kalangan remaja. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 2(2), 5.
Bhakti, C. P., & Nindiya, E. S. (2017). Peran bimbingan dan konseling untuk menghadapi generasi Z dalam perspektif bimbingan dan konseling perkembangan. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 3(1).
Cahyono, A. S. (2018). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di Indonesia. Publiciana, 9(1), 140–157.
Chadwick, S. (2014). Impacts of cyberbullying: Building social and emotional resilience. North Ryde, Australia: Springer.
Creswell, J. W. (2015). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fauziah, N., & Hasby, F. (2016). Cyberbullying di Indonesia: Analisis kasus Rizky Firdaus alias Uus. Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Fitrayansyah, R., & Waliyanti, E. (2018). Perilaku cyberbullying dengan media Instagram pada remaja di Yogyakarta. Indonesian Journal of Nursing Practice, 2(1), 36–48.
Hellsten, L. M. (2017). An introduction to cyberbullying outline: Methodological issues in researching cyberbullying.
Hidajat, M., Adam, A. R., Danaparamita, M., & Suhendrik, S. (2015). Dampak media sosial dalam cyberbullying. Comtech: Computer, Mathematics and Engineering Applications, 6(1), 72.
Karina, H. D., & Alfasari. (2013). Perilaku bullying dan karakter remaja serta kaitannya dengan karakteristik keluarga dan peer group. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 6(1), 20–29.
Kowalski, M. R., Limber, S. P., & Agatston, P. W. (2008). Cyberbullying: Bullying in the digital age. Malden, MA: Blackwell.
Kowalski, M. R., Giumetti, G. W., et al. (2014). Bullying in the digital age: A critical review and meta-analysis of cyberbullying research among youth. Psychological Bulletin.
Kumalasari, F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi: PITUTUR, 1(1).
Levianti. (2008). Konformitas dan bullying pada siswa. Jurnal Psikologi, 6(1).
Lubis, M. Y. (2019). Mengembangkan sosial emosional anak usia dini melalui bermain. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(1).
Maulida, D. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi cyberbullying pada remaja. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Maya, N. (2015). Fenomena cyberbullying di kalangan pelajar. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 4(3).
Meilinda, E. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan konformitas terhadap intensi merokok pada remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 Samarinda. eJournal Psikologi, 1(1), 9–22.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2005). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). USA: Sage Publications.
Murphy, A. G. (2009). Dealing with bullying. New York: Chelsea House.
Nation, M., Vieno, A., Perkins, D. D., & Santinello, M. (2007). Bullying in school and adolescent sense of empowerment: An analysis of relationship with parents, friends, and teachers. Journal of Community & Applied Social Psychology, 10(3), 115–127.
Notar, C. E., Padgett, S., & Roden, J. (2013). Cyberbullying: Resources for intervention and prevention. Universal Journal of Educational Research, 1(3), 133–145.
Nursalim, M. (2013). Pengembangan media bimbingan dan konseling. Jakarta: Akademia.
Parks, P. J. (2013). Cyberbullying. USA: Reference Point Press.
Rahayu, F. S. (2012). Cyberbullying sebagai dampak negatif penggunaan teknologi informasi. Journal Information Systems, 8(1), 22–31.
Rösner, L., & Krämer, N. C. (2016). Verbal venting in the social web: Effects of anonymity and group norms on aggressive language use in online comments. Sage Journal, 1–13.
Santoso, D. B. (2013). Dasar-dasar bimbingan dan konseling di sekolah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sari, C., & Prahesti, D. (2017). Keterbukaan diri pada remaja korban cyberbullying. Jurnal PSIKOBORNEO, 5(1), 145–151.
Sarwono, S. W. (2011). Psikologi remaja (Edisi revisi). Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Syahidah, A. F. (2007). Hubungan antara empati dengan cyberbullying pada remaja di Yogyakarta [Skripsi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta].
Varjas, K., Talley, J., Meyers, J., & Parris, L. (2010). High school students' perceptions of motivations for cyberbullying: An exploratory study. Journal of School Violence, 11(3), 269–273.