Pengaruh Subtitusi Kelapa Parut (Cocos Nucifera) dalam Pembuatan Kue Sagon Kabocha (Cucurbita Maxima. L) sebagai Inovasi Kuliner Magetan

Authors

  • Maulida Ahyana Laily Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
  • Budi Wibowotomo Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
  • Laili Hidayati Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.17977/UM068v1n2p131-136

Keywords:

kue sagon kabocha, kelapa parut, inovasi kuliner

Abstract

Kue sagon makanan tradisional tersebar Indonesia terdiri tepung ketan putih, kelapa parut, gula, telur dipanggang, disajikan agenda besar. Inovasi subtitusi kabocha dengan kelapa parut mengetahui gizi, rasa, tekstur dan warna kue sagon. Subtitusi terdiri 3 formula yaitu kue sagon subtitusi kabocha 60 persen: kelapa parut 40 persen, kabocha 70 persen : kelapa parut 30 persen dan kabocha 80 persen : kelapa parut 20 persen. Hasil uji proksimat (protein, karbohidrat, air, lemak, abu dan serat pangan) nilai tertinggi sampel kue sagon subtitusi kabocha 60 persen : kelapa parut 40 persen protein (14,541 gr/100 gr,), lemak (17,71gr/100 gr) dan abu (5,737 gr/100 gr). Nilai bagian tertinggi uji proksimat pada sampel kue sagon subtitusi kabocha 80 persen: kelapa parut 20 persen karbohidrat (58,272 persen), air (11,5645 gr/100 gr) serat pangan (45,4635 gr /100 gr), kandungan beta karoten tertinggi 1188,142 gr /100 gr.

References

Angelia, I. O. (2016). Analisis Kadar Lemak pada Tepung Ampas Kelapa. Jurnal Technopreneur, 4(1), 19-23.

Ardhyani, R. Rahayu, R & Sundari, M. T. (2015). Analisis pemasaran labu kuning (Cucurbita Maxima. L) Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Agrista. 1(2), 57-67.

Estiasih, T. (2012). Kadar abu Mineral. 1- 4. Universitas Brawijaya Fakultas Teknologi Pertanian.

Gharjito. M. (2017). Kuliner Yogjakarta Pantas Dikenang Sepanjang Masa. (Hardiman.I). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kusbiantoro, B., Herawati, H., & Ahza, A. B. (2005). Pengaruh jenis dan konsentrasi bahan penstabil terhadap mutu produk velva labu jepang.

Manasika, A., & Widjanarko, S. B. (2015). Ekstraksi Pigmen Karotenoid Labu Kabocha Menggunakan Metode Ultrasonik (Kajian Rasio Bahan: Pelarut Dan Lama Ekstraksi). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(3).

Murdianto. W, Syahrumsyah H. & Yanti. S, (2014). Formulasi labu kuning (CucurbitaMoschata) dan kelapaparut terhadap kararkteristik kimia sensoris pada formulasi pembuatan cookies. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014. 6 (3), 1-3.

Manruw S. (2010). Pengantar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Rahmawati, F. (2011). Pengawetan Makanan. Yogjakarta: Universitas Negeri.Yogjakarta

Ross, S. A., McCaffery, P. J., Drager, U. C., & De Luca, L. M. (2000). Retinoids in embryonal development. Physiological reviews, 80(3), 1021-1054.

Sarifudin, A., & Ekafitri, R. (2015). Karakteristik Sifat Fisiko-kimia dan Thermal Serta Penerima Organoleptik Kue Sagon Berbasis Tepung Pisang.

Srihartati. (2015). Formulasi Tepung Terigu Dan Labu Kuning (Cucurbita Moschata Durch) Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Kue Bakpao.

Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Downloads

Published

27-02-2021

Issue

Section

Articles