Analisis penerapan sapta pesona dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (studi pada desa Watukarung, kecamatan Pringkuku, kabupaten Pacitan)

Authors

  • Nur Wahid Ramadhan Universitas Negeri Malang
  • Nasikh Nasikh Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um066v1i22021p111-119

Keywords:

sapta pesona, kesejahteraan, partisipasi masyarakat

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan prinsip Sapta Pesona dalam mengembangkan potensi wisata lokal dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Watukarung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk memperoleh data secara menyeluruh tentang penerapan prinsip ekowisata yang ada di Desa Watukarung. Wawancara ditujukan kepada informan yaitu kepala desa, anggota pokdarwis, serta masyarakat lokal, dan dokumentasi berupa foto guna pendukung penelitian. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan Sapta Pesona di Desa Watukarung sudah berjalan cukup baik, dengan tingkat sadar wisata dari masyarakat di Desa Watukarung yang sudah dengan baik. Terbukti dengan partisipasi dari masyarakat dari Desa Watukarung yang antusias ikut serta dalam proses pengembangan wisata di Desa Watukarung. Setiap prinsip dari Sapta Pesona seperti aman, tertib, sejuk, indah, ramah, dan kenangan sebagian besar sudah di lakukan oleh masyarakat di Desa Watukarung. Tapi memang ada bagian yang masih bisa dimaksimalkan lagi oleh masyarakat. Belum tersedianya cinderamata khas dari Desa Watukarung menjadi kekurangan yang menjadi peluang bagi masyarakat sendiri untuk bisa dimaksimalkan sehingga mampu menjadi sumber tambahan penghasilan lagi bagi masyarakat Desa Watukarung. Berkembangnya wisata di Desa Watukarung memberikan banyak peluang usaha baru bagi masyarakat yang ingin ikut terlibat langsung. Pembukaan tempat wisata baru seperti wisata Pantai Kasap dan Sungai Cokel memberikan pilihan sumber penghasilan lain bagi masyarakat yang dulunya hanya berfokus mengandalkan hasil laut dan pertanian sebagai nelayan dan petani. Dampak Sapta Pesona kepada kesejahteraan masyarakat di Desa Watukarung dirasa cukup positif, walaupun memang hanya masyarakat yang terlibat langsung saja di dalam proses pengembangan obyek wisata. Selain itu, pembukaan area wisata baru juga berdampak kepada pengurangan jumlah penganguran dikarenakan pemuda yang ikut serta berpartisipasi dalam pengembangan wisata. Masih banyak potensi wisata yang bisa dimaksimalkan lagi di Desa Watukarung, yang selama ini masih terkendala akses menuju obyek wisata tersebut. Diharapkan Sapta Pesona tetap menjadi acuan bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata di daerahnya, sehingga tetap memperhatikan kelestarian lingkungan yang juga menjadi perhatian dari Sapta Pesona.

References

Amirullah. (2016). Penerapan Sapta Pesona di Pantai Polewali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Jurnal Kepariwisataan. 10(2) 15-27.

Astuti, D. S. I. (2012). Partisipasi Masyarakat dalam Desentralisasi Pendidikan: Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Partisipasi Orang Tua dalam Peningkatan Mutu Pada Satuan Pendidikan.

Aprilia, T. et al, (2014). Pembangunan Berbasis Masyarakat Acuan Bagi Praktisi, Akademi dan Pemerhati Pengembangan Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Hakim, L. (2014). Enobotani dan Manajemen Kebun – Pekarangan Rumah: Ketahanan Pangan, Kesehatan, dan Agrowisata. Malang: Selaras

Adi, I. R. (2007). Perencanaan partisipatoris berbasis aset komunitas: dari pemikiran menuju penerapan. FISIP UI Press.

Khalik, W. (2014). Kajian Kenyamanan dan Keamanan Wisatawan di Kawasan Pariwisata Kuta Lombok. JUMPA. 1(1) 23-42

Pariwisata, K. M. (1989). Pos dan Telekomunikasi No: KM. 5/UM (Vol. 424). 209/MPPT-89 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sapta Pesona.

Nasikun. D (1996). Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: Tiara Wacana

Pariwisata, K., & Kreatif, E. (2012). Pedoman kelompok sadar wisata. Jakarta: Kemenpar &Ekraf.

Kebudayaan, M. (2010).Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM. 26/UM. 001/MKP/2010 tentang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata melalui Desa Wisata.

Rahim, F. (2012). Pedoman Kelompok Sadar Wisata. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Watukarung 2018-2022. (2018).

Riawan, A., & Indraphrasta, D. E. A. (2017). The Role of Sapta Pesona Wisata in Increasing the Revenue of Tourism Industry Entrepreneurs at the South Bantul Beaches. Khasanah Ilmu-Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 8(2).

Suryadana. M. L & Oktavia. V. (2015). Pengantar Pemasaran Ekonomi. Bandung: Alfabeta.

Stanford, D. (2006). Responsible Tourism Responsible Tourist: What Makes a Responsible Tourist in New Zealand. Victoria University of Wellington

Suyadi. (2015). Pengaruh program Sapta Pesona terhadap peningkatan pengunjung Obyek Wisata Guci Tegal. Jurnal Utilitas. 1(2): 157–169.

Suwena, I. K., Widyatmaja, I. G. N., & Atmaja, M. J. (2010). Pengetahuan dasar ilmu pariwisata. Udayana University Press.

Suwantoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Bentley, T., Page, S., Meyer, D., Chalmers, D., & Laird, I. (2001). How safe is adventure tourism in New Zealand? An exploratory analysis. Applied ergonomics, 32(4), 327-338.

UNWTO, U. (2005). Making Tourism More Sustainable–A Guide for Policy Makers. UNEP UNWTO: New York, NY, USA.

Yoeti, O. A. (2001). Ilmu Pariwisata: Sejarah. Perkembangan dan Prospeknya. Jakarta: Pertja

Downloads

Published

2021-02-27

Issue

Section

Articles