Islam-Jawa: Makna simbolis seni pewayangan "tokoh Semar"

Authors

  • Muhaimin Subarkah Universitas Negeri Malang
  • Lutfiah Ayundasari Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v1i7p873-879

Keywords:

Islam dan Jawa, Semar, simbolis

Abstract

Islam and Java are something that are familiar to us from the presence of Islam in Javanese culture. Java has so many rituals or cultures that have such symbolic value. However, these values are not merely meanings that are considered as complements. However, there are elements of Islam that have influenced Javanese culture so far. There are also many people who do not understand the Islamic elements of Javanese culture, so most of them say that the culture is heretical. Therefore, the author tries to explain the symbolic meaning of Islam and Java in one of the Semar puppet characters who has a high philosophical value for life and also Islam itself. The results of this study are expected to get a lot of information from this study, this study also explores philosophies that have meaning in life, in accordance with the Javanese society order, and are also expected to know that the cultures, traditions, principles under Javanese ancestry are acculturate Java and Islam, do not misunderstand and say our ancestors are deviant.

Islam dan Jawa merupakan sebuah hal yang tidak asing bagi kita terhadap hadirnya Islam dalam kebudayaan Jawa. Jawa yang memiliki begitu banyak ritual atau kebudayaan yang begitu memiliki nilai simbolis. Namun nilai tersebut tidaklah hanya makna – makna belaka yang dianggap sebagai pelengkap saja. Tetapi ada unsur – unsur Islam yang mempengarusi terhadap budaya Jawa selama ini. Banyak juga mereka yang tidak mengerti akan unsur Islam terhadap budaya Jawa sehingga kebanyakan dari mereka mengatakan budaya tersebut sesat. Maka dari itu penulis berusaha untuk menjelaskan tentang makna simbolis Islam dan Jawa dalam salah satu tokoh pewayangan Semar yang begitu memiliki sebuah nilai filosofis tinggi terhadap kehidupan dan juga Islam itu sendiri. Hasil dari penelitian ini, diharapkan mendapatkan banyak informasi dari kajian ini, kajian ini juga menggali filosofis-filosofis yang memiliki makna dalam kehidupan, sesuai dengan tatanan masyarakat Jawa, dan juga diharapkan dapat mengetahui bahwa budaya-budaya, tradisi, prinsip yang dibawah leluhur Jawa dengan mengakulturasi Jawa dan Islam, tidak menjadi salah paham dan mengatakan leluhur kita sesat.

References

Abdullah, T. (1989). Islam dan Pembentukan Tradisi di Asia Tenggara” dalam Taufik Abdullah dan Sharon Siddique. Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara.

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).

Endraswara, S. (2003). Mistik kejawen: Sinkretisme, simbolisme, dan sufisme dalam budaya spiritual Jawa. Penerbit Narasi.

Geertz, C. (1981). The Religion of Java, atau Abangan. Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, terjemahan Bur Rasuanto. Jakarta: Pustaka Jaya.

Haryanto, S. (1992). Bayang-Bayang adhiluhung filsafat, simbolis, dan mistik dalam wayang.

Jb, M. C. (2017). Spiritualitas Islam dalam Budaya Wayang Kulit Masyarakat Jawa dan Sunda. Jurnal Sosiologi Agama, 9(1), 38–61.

Koentjaraningrat, K. (1990). Beberapa pokok antropologi sosial. Dian Rakyat.

Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.

Poedjosoebroto, R. (1978). Wayang: Lambang ajaran Islam. Pradnya Paramita.

Setyani, T. I. (2008). Ragam wayang di nusantara. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Downloads

Published

2021-07-31

Issue

Section

Articles