Sinkretisme budaya dan agama: Tradisi Selamatan dan Pagelaran Wayang Pesarean Gunung Kawi

Authors

  • Tasya Kartika Chandra Universitas Negeri Malang
  • Nur Hadi Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v1i2p135-141

Keywords:

sinkretisme, Selamatan, Wayang, sakral, kearifan lokal

Abstract

One of the diversity that Indonesia has is in terms of local culture. This culture can be in the form of tangible and intangible culture. One of the intangible cultures is the tradition Selamatan by most of the Javanese Muslim community, one of which is in Wonosari Village, Malang. Selamatan is held to fulfill someone's nadzar or for the purpose of connecting humans and the god to ask for salvation in life and the next life. In addition to Selamatan, there is also a puppet tradition that is held to tell various kinds of stories according to the request of the respondent and for the purpose of ruwatan. The purpose of this study was to determine the syncretism of culture and religion in the tradition of Selamatan and wayang performances. Where syncretism can be seen in the food served, the scripts and mantras that are read, as well as the stories on the puppets that are delivered. The sample used was purposive sampling and data collection methods were observation and interviews. This study uses qualitative research methods and data processing uses Miles and Huberman's analysis.

Dalam keanekaragaman yang dimiliki Indonesia salah satunya yaitu dalam hal kebudayaan lokal. Kebudayaan ini dapat berupa budaya benda dan tak benda. Salah satu budaya tak benda adalah tradisi selamatan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Islam suku Jawa, salah satunya di Desa Wonosari, Malang. Selamatan ini diadakan untuk memenuhi nadzar dari seseorang atau untuk tujuan penghubung antara manusia dengan sang pencipta untuk memohon keselamatan dalam hidup dan kehidupan selanjutnya. Selain selamatan juga ada tradisi pewayangan yang digelar untuk menceritakan berbagai macam cerita sesuai permintaan penanggap dan untuk tujuan ruwatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai sinkretisme budaya dan agama dalam tradisi selamatan dan pagelaran wayang. Dimana sinkretisme terlihat pada makanan yang disajikan, skrip dan mantra yang dibacakan, serta cerita pada pewayangan yang dibawakan. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan metode pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan pengolahan data menggunakan analisis Miles dan Huberman.

Downloads

Published

2021-02-28

Issue

Section

Articles