Pengaruh minuman keras terhadap nilai-nilai kebudayaan Jawa sebagai fenomena patologi sosial di Kota Malang

Authors

  • Altlya Elok Yearmil Shiona Universitas Negeri Malang
  • Daniel Johannes Lintang Universitas Negeri Malang
  • Firli Maulidyah Hartono Universitas Negeri Malang
  • Ilham Salim Iqfatul Faris Universitas Negeri Malang
  • Lely Rara Renaningtyas Universitas Negeri Malang
  • Nilnada Munikha Universitas Negeri Malang
  • Alan Sigit Fibrianto Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v1i6p750-756

Keywords:

kebudayaan Jawa, anomie, solidaritas sosial

Abstract

Culture came and was brought by the ancestors of the Indonesian nation. Hereditary inheritance from one generation to another is related to the way of outlook and life guidance of a nation. Javanese culture has a value of politeness and simplicity that is still upheld in Javanese society. However, as times are getting more advanced, the existence of these cultures is fading and disappearing. This study focuses on how the influence of alcohol on Javanese cultural values as a social pathology phenomenon in Malang City. This study used a descriptive qualitative method with primary and secondary data collection. In analyzing research problems, Emile Durkheim's anomie theory and Emile Durkheim's concept of social solidarity. The results showed that drinking-alcoholic behavior could not be separated from several factors that influence it. This behavior is inversely proportional to the existing culture. Javanese culture upholds a sense of simplicity and politeness.

Kebudayaan datang dan dibawa oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Warisan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain berkaitan dengan cara pandangan dan tuntunan hidup suatu bangsa. Kebudayaan Jawa mempunyai nilai kesopanan dan kesederhanaan yang masih terus dijunjung tinggi dalam masyarakat Jawa. Namun, jaman yang semakin maju, keberadaan budaya tersebut semakin luntur dan menghilang. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengaruh minuman keras terhadap nilai-nilai kebudayaan Jawa sebagai fenomena patologi sosial di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data secara primer dan sekunder. Dalam menganalisis permasalahan penelitian teori anomie dari Emile Durkheim serta konsep solidaritas sosial dari Emile Durkheim. Hasil penelitian menunjukkan perilaku minum-minuman keras tidak dapat dapat terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Perilaku tersebut berbanding terbalik dengan kebudayaan yang ada. Kebudayaan Jawa menjunjung tinggi rasa kesederhanaan dan kesopanan.

References

Alfaqi, M. Z. (2015). Memahami Indonesia Melalui Perspektif Nasionalisme, Politik Identitas, Serta Solidaritas. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 28(2).

Burlian, P. (2016). Patologi Sosial (full text).

Devianty, R. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal tarbiyah, 24(2).

Khumaerah, N. (2017). Patologi Sosial Pekerja Seks Komersial (Psk) Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Al-Khitabah, 3(3).

Laksana, A. W. (2014). Upaya kepolisian dalam mengatasi tindak kejahatan akibat minuman keras di Kota Semarang (Studi Kasus Di Polwiltabes Semarang). Jurnal Pembaharuan Hukum, 1(3), 297-306.

Niami, A., & Sari, P. (2009). Agresivitas remaja ditinjau dari anomie dan pola asuh orangtua (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Rori, P. L. P. (2016). Pengaruh Penggunaan Minuman Keras pada Kehidupan Remaja di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. Jurnal holistik.

Said, K. M. (2002). Etnisiti atau Anomie? Analisis Sociological Peristiwa Pergaduhan Beramai-ramai di Petaling Jaya Selatan. Akademika, 60(1).

Setiawan, R. (2014). Solidaritas Mekanik Ke Solidaritas Organik.

Syahra, R. (2000). Anomie di tengah perubahan sosial. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 3(1), 1-19.

Weda, I. B. K. (2013). Korupsi dalam Patologi Sosial: Sebab, Akibat dan Penanganannya untuk Pembangunan di Indonesia. Jurnal Advokasi, 3(2), 155-170.

Downloads

Published

2021-06-30

Issue

Section

Articles