Komparasi model guided discovery dan model guided inquiry: Pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir analitis siswa SMA

Authors

  • Anggun Faradila Sandi Universitas Negeri Malang
  • Hadi Soekamto Universitas Negeri Malang
  • Syamsul Bachri Universitas Negeri Malang
  • Yuswanti Ariani Wirahayu Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v3i8p871-879

Keywords:

kemampuan berpikir analitis, guided discovery, guided inquiry

Abstract

One of the Importance of analytical thinking skills is needed on 21st-century learning and is a higher order thinking ability required in the 20133 curriculum. So this ability is needed in geography learning to prepare students to face everyday life's challenges. Efforts to influence it can be done through guided discovery learning and guided inquiry learning. The two models require students to actively participate in learning activities in order to acquire analytical thinking skills. This research aims to compare which of the two models is superior for developing analytical thinking skills. Researchers use quasy experiments with design post-test only control group. The research subjects are 11 IPS 1 as experimental class 1 and 11 IPS 2 as experimental class 2. The research sites in SMAN 8 Malang. The students’ analytical thinking skills were measured using 11 essay questions that were valid and reliable. The data analysis using independent sample t-test. The t-test result shows significance 0,034 less than equal to 0,05 so that H0 was rejected, H1 was received. That matter concluded that there is a difference in analytical thinking skills of experimental student one and experimental student two. The result also shows the guided inquiry model is superior to the guided discovery model. The reason is that there is a syntax to formulate a hypothesis on the guided inquiry model so that affects students’ analytical thinking skills.

Pentingnya kemampuan berpikir analitis salah satunya dibutuhkan pada pembelajaran abad 21 dan merupakan kemampuan tingkat tinggi yang diperlukan pada kurikulum geografi 2013. Sehingga kemampuan ini dibutuhkan dalam pembelajaran geografi untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Upaya dalam mempengaruhinya dapat dilakukan melalui model guided discovery dan model guided inquiry. Kedua model tersebut menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif pada kegiatan pembelajaran guna memperoleh kemampuan berpikir analitis. Tujuan studi ini adalah mengkomparasikan kedua model tersebut mana yang lebih unggul untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis siswa. Peneliti menggunakan Quasy Experiment dengan Design Posttest Only Control Group. Subjek penelitian adalah siswa kelas 11 IPS 1 sebagai kelas eksperimen 1 dan 11 IPS 2 sebagai kelas eksperimen 2, adapun lokasi penelitian di SMAN 8 Malang. Kemampuan berpikir analitis siswa diukur dengan 11 soal esai yang telah valid serta reliabel. Analisis Data menggunakan uji independent sample t-test. hasil uji t-test menujukkan signifikansi 0,034 kurang dari sama dengan 0,05 sehingga H0 ditolak, H1 diterima. Hal tersebut disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir analitis siswa eksperimen 1 dan siswa Eksperimen 2. Hasil juga menjukkan model guided inquiry lebih unggul dibandingkan model guided discovery. Penyebabnya adalah terdapat sintak merumuskan hipotesis pada model guided inquiry sehingga lebih mempengaruhi kemampuan berpikir analitis siswa.

References

Akani, O. (2017). Effect of guided discovery method of instruction and students’ achievement in chemistry at the secondary school level in Nigeria. International Journal of Scientific Research and Education, 5(2), 6226-6234.

Amiyani, R., & Widjajanti, J. B. (2018, September). The excellence of guided discovery learning on mathematical knowledge-based, skill-based, and attitude. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1097, No. 1, p. 012145). IOP Publishing.

Annisa, N., Dwiastuti, S., & Fatmawati, U. (2016). Peningkatan kemampuan berpikir analitis siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Journal of Biology Education, 5(2), 163-170.

Apriani, F. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan, 3(7), 1-16.

Aswardi, A. (2017). The implementation of guided discovery learning method to improve student learning outcomes at electromagnetic control system and operation course. COUNS-EDU: The International Journal of Counseling and Education, 2(2), 85-91.

Azizah, A., & Winarti, P. (2016). Pengaruh Penggunaan Metode Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar, 3(1), 1-11.

Budiningsih, B. (2005). Model Discovery Learning. Jakarta : Pustaka Mandiri

Damayanti, D., Purnomo, E., & Nurdin, N. (2016). Efektivitas PP dan CIRC meningkatkan kemampuan berpikir analitis dengan memperhatikan gaya belajar. JEE (Jurnal Edukasi Ekobis), 4(5).

Damayanti, I. (2020). Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata, 1(1), 22-30.

Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Kemampuan Berpikir. Jakarta: Indeks.

Fatma, M. (2016). Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Mahasiswa Pada Perkuliahan Analisis Riil. Jurnal Aksiomatik, 4(3), 1232-1241.

Febriawan, Y., Subanji, S., & Hadi, S. (2016). Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas V Sdn Balonggemek 1 Jombang. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(9), 1739-1743.

Hamruni, H. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Mandiri.

Hanafiah, N., & Suhana, C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Illahi, M. T. (2012). Pembelajaran Discovery Strategi & Mental Vocational Skill. Jogjakarta: DIVA Press.

Izzati, N. (2017). Meningkatkan kemampuan analisis matematis mahasiswa pada mata kuliah kajian pembelajaran matematika modern melalui pembelajaran kolaboratif murder. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 15-28.

Ketut, K. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Ipa Dengan Mengendalikan Kemampuan Proses Sains Siswa Kelas IV SD No.7 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Jurnal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Krathwohl, D. R., & Anderson, L. W. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Marini, M. R. (2014). Analisis kemampuan berpikir analitis siswa dengan gaya belajar tipe investigatif dalam pemecahan masalah matematika. Artikel Ilmiah, 1-10.

Markaban, M. (2008). Model penemuan Terbimbing Pada Pembelajran Matematika SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Nugraha, A. A., & Sari, A. F. (2017, July). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Minat Belajar Siswa pada Materi Trigonometri Kelas X. In Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai-Nilai Islami) (Vol. 1, No. 1, pp. 123-127).

Nuraini, A. (2013). Perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi di Kelas X SMAN 6 Cimahi). Jurnal Geografi Gea, 13(2).

Nurhayati, N. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Bimbingan Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SD Inpres 1 Bainaa. Jurnal Kreatif Tadulako, 4(10), 119039.

Prasetiya, D. E. (2018). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir analitis siswa kelas XI IPS SMAN 1 Batu ditinjau dari minatnya pada mata pelajaran Geografi (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).

Pratiwi, F. A. (2014). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Discovery learning dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Kkemampuan Berpikir Analitis siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(7) , 1-16.

Roestiyah, R. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sohibi, M., & Siswanto, J. (2012). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 3(2), 135-144.

Sugiyono, S. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati, N. (2012). Efektifitas Model Pembelajaran Guided Discovery learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia. Jurnal Chemistry in Education, 2(1).

Sumarmi, S. (2012). Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing.

Supriyono, I. (2017). Pengaruh Model Guided Discovery Learning terhadap kemampuan Berpikir Analitis Siswa Kelas XI SMA Negeri Klakah. Malang: FIS UM.

Surianto, S. (2004). Teori Pembelajaran Kontruktivisme.

Trianto, T. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wulanningsih, S. (2012). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan akademik siswa SMA Negeri 5 Surakarta.

Zulkifli, Z. (2018). Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiry Dengan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching and Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii-d SMPN 4 Tambang. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 2(2), 156-165.

Downloads

Published

2023-08-07

Issue

Section

Articles