Perspektif bagi masyarakat muslim tentang adanya tradisi upacara adat Siraman Gong Kyai Pradah di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur

Authors

  • Kristina Jala Gita Universitas Negeri Malang
  • Lutfiah Ayundasari Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v1i6p741-749

Keywords:

masyarakat muslim, tradisi upacara adat, Gong Kyai Pradah

Abstract

The existence of the traditional ceremony of Siraman Gong Kyai Pradah is a traditional ceremony that develops through generations in the community in Sutojayan Subdistrict, Blitar Regency. Carried out annually on the date of Maulud set with the commemoration of Maulid Prophet Muhammad SAW on the 12th of the Rabiul Awal. Therefore, this warning is very strong by the values of Islamic diversity that blend with Javanese culture and customs in Sutojayan Subdistrict. On this matter, often the surrounding community associates the existence of the ceremony of siraman gong kyai pradah with the tradition of Islam-kejawen (kejawaan). Especially in the Muslim community who visit this traditional ceremony, believing the benefits of the former water flush gong which is believed to provide benefits for anyone who consumes it.

Adanya Upacara Adat Siraman Gong Kyai Pradah adalah suatu upacara adat yang berkembang secara turun temurun di lingkungan masyarakat di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Dilakukan setiap tahun pada penanggalan Maulud yang ditetapkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal. Oleh karenanya, peringatan ini sangat kental oleh nilai-nilai keagaman Islam yang berbaur dengan budaya dan adat istiadat jawa di Kecamatan Sutojayan. Mengenai hal ini, seringkali masyarakat sekitar mengaitkan dengan adanya Upacara Siraman Gong Kyai Pradah tersebut dengan tradisi Islam-kejawen (kejawaan). Terutama pada masyarakat muslim yang mengunjungi upacara adat ini, mempercayai adanya manfaat dari air bekas siraman gong yang dipercaya memberikan manfaat bagi siapa saja yang mengonsumsinya.

References

Ali, A. (2001). Muludan Tradisi Bermakna. Cirebon: Percetakan Lestari.

Amin, M. D. (2000). Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media.

Endah, K. (2006). Petung, Prosesi, dan Sesaji dalam Ritual Manten Masyarakat Jawa. Kejawen: Jurnal Kebudayaan Jawa, 1(2).

Irmawati, W. (2013). Makna simbolik upacara siraman pengantin adat JAWA. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 21(2), 309-330.

Koentjaraningrat, K. (1987). Sejarah Teori Antropologi Jilid I. Jakarta: UI Press.

Kuncoro, B. A. (2019). Sinar Arjuna “Selametan Kelahiran Bayi” diakses pada 29 Desember 2019 dari https://bagusadikuncoro.wordpress.com/2015/01/10/selametan-kelahiran-bayi/.

Lodoyo, L. (2000). Cariyos Babad “Pusoko Kyai Pradhah” ing Lodoyo: Miturut Serat Babad Tanah Jawi.

Pratama, A. “Kecamatan Sutojayan, Kab. Blitar" diakses pada 19 September 2019 dari https://singoutnow.wordpress.com/2016/12/01/kecamatan-sutojayan-kab-blitar/.

Primbon Jawa Lengkap. Neptu dan Pasaran Jawa diakses pada 28 September 2019 dari https://www.primbon.net/2014/05/neptu-dan-pasaran-jawa.html.

RA, R. I., & Sari, S. P. (2018). Makna dan Relevansi Simbolik Mantra Siraman Gong Kyai Pradah Lodaya dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Lodaya Blitar. ADITYA-Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, 12(1), 1-14.

Rahayu, N. T., Setyarto, S., & Efendi, A. (2015). Model Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Jawa Melalui Pemanfaatan Upacara Ritual. Jurnal Ilmu Komunikasi, 12(1), 55-69.

S., A. M. (2019) “Sekelumit Sejarah Benda Pusaka Gong Kyai Pradah dan Sejarah Terjadinya Daerah Lodoyo” diakses pada 21 September 2019 dari http://lodoyodadikutho.blogspot.com/.

Sugianto, S. (2019). Ritual Adat Siraman Pusaka Gong Kyai Pradah. Universitas Terbuka diakses pada 18 September 2019 dari http://pkut.ac.id/jsi/131.sugianto.html.

Suyono, R. P. (2009). Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis. Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wijayananda, I. P. M. J. (2004). Makna Filosofi Upacara dan Upakara, (Surabaya: Paramita, 2004), h. 46.

Downloads

Published

2021-06-30

Issue

Section

Articles