Perambahan kota di Kecamatan Dau sebagai akibat dari perkembangan Kota Malang

Authors

  • Gayuh Andi Kaulono Universitas Negeri Malang
  • Satti Wagistina Universitas Negeri Malang
  • Rudi Hartono Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v2i11p1142-1152

Keywords:

perambahan kota, lahan terbangun, lahan pertanian, perubahan lahan

Abstract

The need for land continues to increase in line with the rate of population growth. This limited land area in the city will trigger regional development to spread to the outskirts with sufficient land. From 2013 to 2019 the built-up land has increased to reach 443.55 Ha. Types of land use vegetation decreased by 380.65 Ha and agricultural land decreased by 64.26 Ha. The difference in the area of land built over a period of 6 (six) years is 438,1911 Ha. The Kappa coefficient value obtained is 0.87 or 87 percent, which means that the Landsat 8 image used has a fairly high accuracy. The pattern of encroachment that occurs in Dau District is an elongated pattern. This is indicated by the development of settlements that can be seen on several sides of the main road.

Kebutuhan lahan terus mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk. Keterbatasan lahan di kota inilah yang akan memicu pengembangan wilayah menyebar ke daerah pinggiran dengan lahan yang masih mencukupi. Dari tahun 2013 sampai tahun 2019 lahan terbangun telah mengalami pertambahan mencapai 443.55 Ha. Jenis penggunaan lahan vegetasi mengalami penurunan sebanyak 380.65 Ha dan lahan pertanian mengalami penurunan sebanyak 64.26 Ha. Selisih luas lahan terbangun pada kurun waktu 6 (enam) tahun mencapai 438.1911 Ha. Nilai Koefisien Kappa yang didapatkan adalah 0.87 atau 87 persen yang berarti bahwa citra Landsat 8 yang digunakan memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Pola perambahan yang terjadi di Kecamatan Dau adalah pola memanjang. Hal ini ditunjukan dengan berkembangnya permukiman yang terlihat dibeberapa tepi jalan utama.

References

Adisasmita, R. (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Apriani, V. I., & Asnawi, A. (2015). Tipologi Tingkat Urban Sprawl di Kota Semarang Bagian Selatan. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 4(3), 405-416.

Aprildahani, B. R., Hasyim, A. W., & Rachmawati, T. A. (2014). Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kawasan Perkotaan Karangplsoso, Kabupaten Malang sebagai Dampak dari Urban Sprawl. Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development, 5(2).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. (2009). Kecamatan Dau Dalam Angka 2009. Kabupaten Malang: BPS Kabupaten Malang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. (2018). Kecamatan Dau Dalam Angka 2018. Kabupaten Malang: BPS Kabupaten Malang.

Bhatta, B., Saraswati, S., & Bandyopadhyay, D. (2010). Urban sprawl measurement from remote sensing data. Applied geography, 30(4), 731-740.

Dewi, N. K., & Rudiarto, I. (2014). Pengaruh konversi lahan terhadap kondisi lingkungan di wilayah peri-urban kota Semarang (studi kasus: area berkembang kecamatan Gunungpati). Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota, 10(2), 115-126.

Ekadinata, A. (2008). Sistem Informasi Geografi untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam. Malang : PT. Bumi Pertiwi.

Gallego, J. (1995). Sampling Frames of Square Segment, Institute for Remote Sensing Application, MARS. Italy: Joint Research Centre.

Hadi, M. A. (2013). Urban sprawl di kota Semarang: Karakteristik dan evaluasinya terhadap rencana detail tata ruang kota. Jurnal Bumi Indonesia, 2(4).

Handoyo, E. (2010). Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian: Fungsi Ekologis yang Terabaikan. In Forum Ilmu Sosial (Vol. 37, No. 2).

Haris, A., Subagio, L. B., Santoso, F., & Wahyuningtyas, N. (2018). Identifikasi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Media Komunikasi Geografi, 19(1), 114-120.

Irwansyah, E. (2013). Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta: digibooks.

Kaimaris, D., & Patias, P. (2016). Identification and area measurement of the built-up area with the Built-up Index (BUI). Int. J. Adv. Remote Sens. GIS, 5(1), 1844-1858.

Khomarudin, M. R. (2014). Deteksi Wilayah Permukiman pada Bentuk Lahan Vulkanik Menggunakan Citra Landsat-8 OLI Berdasarkan Parameter Normalized Difference Build-Up Index (NDBI). In Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 (pp. 345-356). LAPAN.

Lillesand, T. M., Kiefer, R. W., Dulbahri, Suharsono, P., Hartono, Suharyadi, & Sutanto. (1993). Penginderaan jauh dan interpretasi citra. Gadjah Mada University.

Nofrizal, A. Y. (2017). Normalized difference built-upindex (NDBI) sebagai parameter identifikasi perkembangan permukiman kumuh pada kawasan pesisir di Kelurahan Kalang Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Tunas Geografi, 6(2), 143-150.

Prahasta, E. (2009). Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif geodesi & geomatika). Bandung: Informatika.

Prihatin, R. B. (2015). Alih fungsi lahan di perkotaan (Studi kasus di Kota Bandung dan Yogyakarta). Jurnal Aspirasi, 6(2), 105-118.

Putri, D. R., Sukmono, A., & Sudarsono, B. (2018). Analisis Kombinasi Citra Sentinel-1a dan Citra Sentinel-2a untuk Klasifikasi Tutupan Lahan (Studi Kasus: Kabupaten Demak, Jawa Tengah). Jurnal geodesi undip, 7(2), 85-96.

Ramlan, N., & Rudiarto, I. (2015). Pengendalian Urban Sprawl Di Wilayah Pinggiran (Studi Kasus: Perkembangan Kota Di Indonesia Dan Perancis). Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 11(4), 444-454.

Safah, M. T. (2017). Klasifikasi Tutupan Lamun Menggunakan Data Citra Setinel-2A di Pulau Bontosua Kepulauan Spermonde. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Sudhira, H. S., Ramachandra, T. V., & Jagadish, K. S. (2004). Urban sprawl: metrics, dynamics and modelling using GIS. International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, 5(1), 29-39.

Wagistina, S. (2016, November). Urban Sprawl Impact on The Social Change in West Suburb of Malang City. In 1st International Conference on Geography and Education (ICGE 2016) (pp. 177-181). Atlantis Press.

Wagistina, S., & Antariksa, A. (2019). Urban sprawl and residential segregation in Western Suburb Area of Malang City, East Java, Indonesia. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 24(1), 11-24.

Wagistina, S., Suman, A., Antariksa, A., & Yanuwiadi, B. (2017). Urban Sprawl, Suburbanization, and Informal Sector in Western Suburb Area-Malang City-East Java. Wacana Journal of Social and Humanity Studies, 20(2).

Wero, S. W. (2012). Perambahan Kota (Urban Sprawl) terhadap Lahan Pertanian di Kota Makassar Berdasarkan Citra Satelit Landsat 5 TM (Studi Kasus Kecamatan Biringkanaya).

Widiawaty, M. A., Dede, M., & Ismail, A. (2019, February). Analisis tipologi urban sprawl di Kota Bandung menggunakan sistem informasi geografis. In Seminar Nasional Geomatika (Vol. 3, pp. 547-554).

Yunus, H. S. (1987). Permasalahan daerah urban fringe dan alternative pemecahannya. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Zha, Y., Gao, J., & Ni, S. (2003). Use of normalized difference built-up index in automatically mapping urban areas from TM imagery. International journal of remote sensing, 24(3), 583-594.

Downloads

Published

2022-11-30

Issue

Section

Articles