Analisis potensi Desa Ngadas sebagai museum hidup dan Desa Pancasila

Authors

  • Slamet Sujud Purnawan Jati Universitas Negeri Malang
  • Lutfiah Ayundasari Universitas Negeri Malang
  • Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim Universitas Negeri Malang
  • Febri Kevin Aditya Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v2i9p881-887

Keywords:

Desa Ngadas, museum hidup, Desa Pancasila

Abstract

Ngadas merupakan satu-satunya desa adat yang dimiliki oleh Malang. Desa ini memiliki karakteristik unik antara lain suku pendukung, adat istiadat, kebia-saan, dan konsep religi yang berbeda tetapi mampu hidup berdampingan secara harmonis. Keunikan ini ternyata mulai memudar perlahan seiring dengan penetapan sebagai desa wisata. Terdapat beberapa penemuan peneliti terdahulu yang mengindikasikan adanya perubahan tersebut. Berangkat dari permasalahan inilah peneliti bermaksud untuk memberikan solusi pelestarian melalui pengembangan museum hidup dan desa Pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Desa Ngadas memiliki potensi un-tuk dikembangkan menjadi museum hidup dan desa Pancasila yang terdiri dari empat jenis yaitu adat, ritus, dan kepercayaan; seni pertunjukan, tradisi dan ekspresi lisan; serta pengetahuan dan kebiasaan.

References

Batoro, J. (2011). Entas-Entas Etnoritual in Tengger Village Ngadas Kidul Poncokusumo Subdistrict Malang. Natural B, Journal of Health and Environ-mental Sciences, 1(2), 110–114.

Batoro, J., & Siswanto, D. (2017). Ethnomedicinal survey of plants used by local society in Poncokusumo district, Malang, East Java Province, Indonesia. Asian Journal of Medical and Biological Research, 3(2), 158–167.

BPS Kab. Malang. (2020). Kecamatan Poncokusumo dalam Angka 2020. Malang: BPS Kabupaten Malang.

Hennessy, K., Lyons, N., Loring, S., Arnold, C., Joe, M., Elias, A., & Pokiak, J. (2013). The Inuvialuit living history project: Digital return as the forging of relationships between institutions, people, and data. Museum Anthropology Review, 7(1-2), 44-73.

Ismail, F. (2014). Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Laksono, A. D. (2020). Tenger Bertahan dalam Adat Studi Konstruksi Sosial Ukuran Keluarga Suku Tenger. Surabaya: Heath Advocacy

Maulina, S. (2017). Perkembangan Museum Jamu Jago sebagai Wisata Kreatif (Pendekatan Konsep Arsitektur Vernakular). Surakarta: UMS.

Nurhuda, L., Setiawan, B., & Andriani, D. R. (2018). Analisis Manajemen Rantai Pasok Kentang (Solanum Tuberosum L.) di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 1(2), 129–142. doi: 10.21776/ub.jepa.2017.001.02.6

Sari, N., Springfield, D. R., & Sari, K. E. (2019). The sustainability factors of tourist village (case study: Ngadas Village, Poncokusumo District, Malang Regency). IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 361(1), 012018. IOP Publishing.

Shalas, A. F., Khasanah, U., Adianingsih, O. R., Raharjaa, K. R., Khansa, N., Maula, R. A., … Lestari, S. W. (2021). Ethnomedicine Study of Tengger People of Ngadas Village in Malang, East Java, Indonesia: In Search of Antimicrobial Plants. Journal of Young Pharmacists, 13(2), 97.

Soedarwo, V. S. D. (2017). Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal berbasis potensi lokal dalam membangun desa wisata adat. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis, 2(2), 96–102.

Utami, S., & Antariksa, D. K. S. (2020). Local Wisdom of Farmers in Ngadas Village, Malang Regency in the Management of Agricultural Landscapes. International International Conference of Heritage & Culture in Integrated Rural-Urban Context (HUNIAN 2019), 65–68. Atlantis Press.

Young, L. (2006). Villages that never were: The museum village as a heritage genre. International journal of heritage studies, 12(4), 321-338.

Downloads

Published

2022-10-03

Issue

Section

Articles