Pengaruh sistem aktualisasi pendidikan kepramukaan terhadap keterampilan berpikir spasial pada mata pelajaran Geografi

Authors

  • M. Kahfi Maulana Anggara Universitas Negeri Malang
  • Purwanto Purwanto Universitas Negeri Malang
  • Nailul Insani Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v2i5p477-494

Keywords:

pembelajaran, berpikir spasial, Geografi, pendidikan, kepramukaan

Abstract

Scouting education is used as a learning model in schools through the actualization system of scouting education to support curriculum goals. These methods can provide students with a new learning experience while also honing their spatial thinking skills. The spatial framework of thinking that is built-in scouting education with Geography subjects is what makes it suitable. The goals of this research are to: 1) understand how the scouting education actualization system is implemented in geography classes, and 2) understand how the scouting education actualization system affects spatial thinking skills in geography classes. This research uses a quasi-experimental method in the form of time series design and hypothesis testing using a paired sample t-test. The method was applied because this study used one experimental class as the same sample but had two data points that is pre-test and post-test scores. The results test of hypothesis obtained are Sig. (2-tailed) 0.000 less than 0.05, these results are relevant and can support previous studies. It can be concluded the actualization system of scouting education has an influence on spatial thinking skills in geography classes.

Pendidikan kepramukaan digunakan sebagai model pembelajaran di sekolah melalui sistem aktualisasi pendidikan kepramukaan guna menunjang tujuan kurikulum. Penggunaan metode tersebut dapat memberikan suatu pengalaman belajar baru dan mengasah keterampilan berpikir spasial siswa. Kesesuaian antara pendidikan kepramukaan dengan mata pelajaran Geografi terletak pada kerangka berpikir spasial yang dibangun. Penelitian ini bertujuan: 1) mengetahui penerapan sistem aktualisasi pendidikan kepramukaan pada mata pelajaran Geografi dan 2) mengetahui pengaruh sistem aktualisasi pendidikan kepramukaan terhadap keterampilan berpikir spasial pada mata pelajaran Geografi. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan bentuk time series design dan uji hipotesis menggunakan paired sample t-test. Metode tersebut diterapkan karena penelitian ini menggunakan satu kelas eksperimen sebagai sampel yang sama namun mempunyai dua data yakni nilai pre-test & post-test. Hasil uji hipotesis yang diperoleh adalah Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05, hasil tersebut relevan dan dapat mendukung penelitian sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari sistem aktualisasi pendidikan kepramukaan terhadap keterampilan berpikir spasial pada mata pelajaran Geografi.

References

Aedi, N. (2010). Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data. Universitas Pendidikan Indonesia.

Anggara, M. K. M. (2019). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Spasial Geografi Siswa dengan Menggunakan Pendidikan Kepramukaan. Universitas Negeri Malang.

Bakhri, S., & Fibrianto, A. S. (2018). Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dengan Tingkat Religiusitas Siswa SMA Negeri 1 Tangen (Perspektif Teori Sistem Sosial Talcott Parsons). Jurnal Sosiologi Agama, 12(1), 67-84.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Geografi SMA/MA.

Bodzin, A. M., Anastasio, D., & Kulo, V. (2014). Designing Google Earth activities for learning Earth and environmental science. In Teaching science and investigating environmental issues with geospatial technology (pp. 213-232). Springer, Dordrecht.

Commitee on Support for Thingking Spatially. (2006). Learning to Think Spatially. Washington, USA: National Academies Press.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. (2020). Panduan Pembelajaran Jarak Jauh. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Efriyani, Y. (2020). Pengaruh Keaktifan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran PKN Kelas V MIN 03 Bengkulu Selatan. Bengkulu: Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Farih, A. (2018). Metode, Teknik, dan Keterampilan Kepramukaan. Malang: Literasi Nusantara.

Gautamma, I. W. A. I. (2016). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Spasial Peserta Didik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasbullah, H. (2020). Pemikiran Kritis John Dewey Tentang Pendidikan (Dalam Perspektif Kajian Filosofis). Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 10(1), 1–21.

Herry, F. (2009). Outdoor Learning antara Hobi dan Bisnis. http://pioda.multiply.com/reviews

Huynh, N. T., & Sharpe, B. (2013). An Assessment Instrument to Measure Geospatial Thinking Expertise. Journal of Geography, 112(1), 3– 17. Doi: https://doi.org/10.1080/00221341.2 012.682227

Ishikawa,T., & Kastens K.A. (2005). Why students have trouble with maps and other spatial representations. Journal of Geoscience Education, 53(2), 184-187.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014.pdf

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Model Penyelenggaraan Aktualisasi Kepramukaan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Dit. Pembinaan SMA.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. (2013). Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 176 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. (2019). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Hasil Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2018 Nomor: 07/MUNAS/2018.

Lestari, D. P., Fatchan, A., & Ruja, I. N. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Berbasis Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(3), 475–479. Doi: https://doi.org/10.17977/jp. v1i3.6175.

Marlian, A. M. (2018). Hubungan Kemampuan Berpikir Spasial Geografis dengan Hasil Belajar Geografi Siswa SMAN 1 Sewon. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

McCleary Jr, G. F. (2001). When Boy Scouts Go To Camp: Experiencing and Learning-Mapping-The Environment. Lawrence, Kansas: Department of Geography, University of Kansas.

Oktavianto, D. A., Sumarmi, S., & Handoyo, B. (2017). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Google Earth Terhadap Keterampilan Berpikir Spasial. Jurnal Teknodik, 21(1), 1–15. https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalteknodik/article/view/227.

Palmer, J., Bresler, L., & Cooper, D. (Eds.). (2001). Fifty Major Thinkers on Education: From Confucius to Dewey (1st ed.). Routledge.

RI. (2021). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Powell, R. S. S. B. (1921). Scouting Games (6th ed.). United Kingdom: The Scout Library.

Purwanto, P. (2011). Karakteristik Pendekatan Spasial Dalam Proses Pembelajaran Geografi di Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Pendekatan Spasial Dalam Pembelajaran Geografi.

Purwanto, E. (2014). Strategi Pembelajaran Bidang Studi Geografi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan. (2014). Kepramukaan-Bahan Ajar Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Kepala Sekolah. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahmat, R., Surdin, S., Ramadhan, M. İ., Hidayat, D. N., Sejati, A. E., Purwana, İ. G., & Fayanto, S. (2019). The effectiveness of outdoor learning in improving spatial intelligence. Journal for the Education of Gifted Young Scientists, 7(3), 717-730.

Roberts, J. W. (2011). Beyond Learning by Doing: Theoretical Currents in Experiential Education (1st ed.). Routledge.

Saputro, R. (2020). Kemampuan Berpikir Spasial Peserta Didik Menggunakan Peta dan Citra Inderaja pada Pembelajaran Geografi di SMAN 1 Bae Kudus. Semarang: Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Siahaan, M. (2020). Dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan, 20(2).

Sinus, A. (2011). Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Tahun Ajaran 2010/2011. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugandi, Dede. (2015). Pembelajaran Geografi sebagai Salah Satu Dasar Pembentukan Karakter Bangsa. SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sujati, H. W. (2017). Implementasi Model Pendidikan Kepramukaan Pada Sekolah Menengah Kejuruan (Skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suyatno, S. (2015). Metode Kepramukaan: Untuk Pembina dan Pelatih Pramuka. Ciputat: Mustika Ilmu.

Suyatno, S. (2020). Komunikasi Personal.

Triyono, T. (2017). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Wheeler, C. (2013a). Boy Scouts Go Exploring with Digital Maps and Apps.

Wheeler, C. (2013b). Scouting Out Geospatial Technology.

Widiaswara, F. (2013). Model Pembelajaran Geografi Dengan Pendekatan Scientific Pada Sma Negeri 1 Dan Sma Negeri 2 Banjarmasin. Jurnal Socius, 2(2).

Widiyono, W., Sudharto, W., & Suyatno, S. (2016). Kembali ke Gudep. Sidoarjo: Sarbikita Publishing.

World Scout Committee. (2017). The Scout Method Review. Azerbaijan: 41st World Scout Conference.

World Scout Bureau. (1998). Scouting: an educational system [Ebook] (p. 21). Geneva 4, Switzerland: World Scout Bureau.

Downloads

Published

2022-05-20

Issue

Section

Articles