Pelestarian Tradisi Distrikan untuk menjaga kearifan lokal di Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan

Authors

  • Septya Amihany Safitri Universitas Negeri Malang
  • Sukamto Sukamto Universitas Negeri Malang
  • Siti Malikhah Towaf Universitas Negeri Malang
  • I Nyoman Ruja Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v2i4p381-389

Keywords:

pelestarian budaya, tradisi Distrikan, kearifan lokal

Abstract

The Javanese is one of the tribes in Indonesia and has many culture. One Javanese there are Javanese village Ranuklindungan District of Grati Pasuruan. Village Community Ranuklindungan have tradition and culturalevents. DistrikanThis tradition has been carried out for generations by the villagers to preserve it. Traditions Distrikan contain procession and cultural carnival float an offering conducted in Lake Ranu. In this article will be discussed concerning the three problems (1) HistoryTradition Distrikan (2) Tradition Prossesi Distrikan (3) Preservation of Tradition Distrikan. The goal is to know the history and tradition procession Distrikan and community efforts to preserve the tradition of Distrikan. The method used qualitative approach with descriptive research. Data collection techniques are observation, interviews, and documentation. The informants consist of supporters and key informants with technique Snowball. Make use of data analysis Miles and Huberman which consists of data collection, data presentation, data reduction, and conclusion. The results of this study were obtained: (1) the early history of tradition Distrikan done in order for rain but now changed to preserve the culture and as slamatan village. (2) The procession tradition Distrikan divided into three parts, preparation, execution, and closure. (3) Preservation of traditions Distrikan mutual cooperation shown by the public to hold back tradition Dustrikan that adapts to the current public confidence. Because, Tradition Distrikan had experienced opposition. This tradition is preserved in order to maintain local wisdom in the village Ranuklindungan.

Salah satu suku yang ada di Indonesia dan memiliki banyak budaya adalah suku Jawa. Suku Jawa yang ada yaitu Suku Jawa di Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan. Masyarakat Desa Ranuklindungan memiliki budaya berupa tradisi Distrikan. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat desa untuk melestarikannya. Tradisi Distrikan berisi prosesi kirab budaya dan larung sesaji yang dilakukan di Danau Ranu. Pada artikel ini akan dibahas mengenai tiga permasalahan (1) Sejarah Tradisi Distrikan (2) Prosesi Tradisi Distrikan (3) Pelestarian Tradisi Distrikan. Tujuannya untuk mengetahui sejarah dan prosesi tradisi Distrikan serta upaya masyarakat dalam melestarikan tradisi Distrikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Untuk mengumpulkan data teknik yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu terdiri informan pendukung dan informan kunci dengan menggunakan teknik snowball. Analisis data menggunakan Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini diperoleh: (1) sejarah awal tradisi Distrikan dilakukan dengan tujuan meminta hujan namun sekarang berganti untuk melestarikan budaya dan sebagai slamatan desa. (2) Prosesi Tradisi Distrikan terbagi menjadi tiga bagian, persiapan, pelaksanaan, dan penutupan. (3) Pelestarian tradisi Distrikan ditunjukkan dengan gotong royong masyarakat untuk mengadakan kembali tradisi Distrikan yang menyesuaikan dengan kepercayaan masyarakat saat ini. Karena, Tradisi Distrikan sempat mengalami pertentangan. Tradisi ini dilestarikan dengan tujuan untuk menjaga kearifan lokal yang ada di Desa Ranuklindungan.

References

Anwar, K. (2013). Makna kultural dan sosial-ekonomi tradisi Syawalan. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 21(2), 437-468.

Dwiyanti, V. (2015). Makna Simbolik Upacara Tabuik di Kota Pariaman Sumatera Barat, Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, 2 (1). 1-14.

Geertz, C. (1976). The religion of Java. University of Chicago Press.

Hakim, N. L. (2016). Makna dari Sebuah Kirab Budaya dan Larung Sukerto Mojosongo. https://joglosemar.co/2016/10/makna-kirab-budaya-dan-larung-sukerto mojosongo.html+&cd¬=¬5-&¬hl¬¬=¬id&ct=clnk&client=firefox-b

Istiqomah, S. (2015). Fenomena batu akik pada masa orde baru di masyarakat gunung kidul dalam novel maya karyaayu utami kajian antropologi sastra. Jurnal sastra indonesia, 4(1).

Karmadi, Agus Dono. Tanpa Tahun. Budaya Lokal sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya, (Online), (http://www.yayasankertagama.org), diakses 20 April 2018.

Koentjaraningrat, M. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi, Cet. 8. Jakarta: Rineka Cipta.

Mead, G. H., & Schubert, C. (1934). Mind, self, and society (Vol. 111). Chicago: University of Chicago press.

Pitana, I., & Diarta, I. (2009). Pengantar ilmu pariwisata.

Pujileksono, S. (2009). Pengantar antropologi. UMM press.

Poerwadaminta, P. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Ranjabar, J., & Sikumbank, R. F. (2006). Sistem sosial budaya Indonesia: Suatu pengantar. Ghalia Indonesia.

Sanusi, A. (2003). Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi, Edisi Pertama. Malang: Penerbit Buntara Media.

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alvabeta.

Suharsimi, A. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, S, (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Umiarso, S & Elbadiansyah, H. (2014). Interaksionisme Simbolik dari Era Klasik hingga Modern. Jakarta: Rajawali Pers.

Matthew, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis data kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mitanto, M., & Nurcahyo, A. (2012). Ritual Larung Sesaji Telaga Ngebel Ponorogo (Studi Historis dan Budaya). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 2(2).

Wahyuni, A. T. (2017). Perubahan Tradisi Wiwitan dalam Era Modernisasi (Studi Pada Masyarakat Petani di Desa Balak, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten).

Downloads

Published

2022-04-20

Issue

Section

Articles