Evaluasi efektivitas ruang terbuka hijau (RTH) dalam mereduksi limpasan permukaan di Kecamatan Klojen, Kota Malang

Authors

  • Fari’ Ahmad Yuli Pratama Universitas Negeri Malang
  • Didik Taryana Universitas Negeri Malang
  • Dwiyono Hari Utomo Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v2i3p210-222

Keywords:

limpasan, intensitas hujan, Klojen

Abstract

Klojen Sub-district has experienced rapid development in the last ten years, seen by the increasingly widespread construction of high-rise buildings as both educational and economic areas. Although many criticize the level of accuracy, this method is still used because of its simplicity and this method is suitable for use in small watersheds. Runoff that occurs in Klojen District itself occurs usually due to very high rainfall, this is known through calculations that have been carried out using a calculation formula from Dr. Mononobe with a predetermined period pattern, namely for fifty years where after calculating using this formula the rainfall intensity with return periods of 2, 5, 10, 25, and 50 years with the amount of rain intensity in each return period is 45.6 mm/hour, 55.09 mm/hour, 61.95 mm/hour, 71.25 mm/hour, 78.66 mm/hour. Because of all the locations taken to be research locations, the total value is 0.00108 percent in reducing runoff, this value is quite small and will be very prone to runoff when rainfall is very high.

Kecamatan Klojen mengalami pembangunan yang pesat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, dilihat dengan semakin maraknya pembangunan gedung-gedung bertingkat baik sebagai kawasan pendidikan maupun perekonomian. Walaupun banyak yang mengkritik perihal tingkat akurasinya, namun metode ini tetap dipakai dikarenakan kesederhanaannya serta metode ini cocok dipakai pada DAS yang kecil limpasan yang terjadi pada Kecamatan Klojen sendiri terjadi biasanya akibat dari curah hujan yang sangat tinggi hal ini diketahui melalui perhitungan yang telah dilakukan menggunakan rumus hitung dari Dr. Mononobe dengan pola periode yang telah ditentukan yakni selama 50 tahun dimana setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus tersebut didapatkan intensitas curah hujan dengan periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun dengan besaran intensitas hujan pada tiap periode ulangnya sebesar 45,6 mm/jam, 55,09 mm/jam, 61,95 mm/jam, 71,25 mm/jam, 78,66 mm/jam. Berdasarkan dari perhitungan serta analisis diketahui bahwa dari ke sepuluh lokasi penelitian tersebut kesemuanya dinyatakan kurang efektif hal ini dikarenakan dari semua lokasi yang diambil untuk menjadi lokasi penelitian memiliki nilai total 0,00108 persen dalam mereduksi limpasan nilai ini cukup kecil dan akan sangat rawan sekali terjadi limpasan ketika curah hujan sangat tinggi.

References

Aryadi, N. M. (2011). Kajian Alternatif Pengendalian Banjir di Tukad Mati (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada)

Benedict, M. A., & McMahon, E. T. (2002). Green infrastructure: smart conservation for the 21st century. Renewable resources journal, 20(3), 12-17.

Carrow, R. N., & Waltz, C. (1985). Turfgrass Soil & Water Relationships. Crop and Soil Science Dept University of Georgia, Georgia.

Haridman, H. (2013). Duku Tarusan Langganan Banjir. Haluan.

Eripin, I. (2005). Dampak Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit Sungai di Daerah Pengaliran Sungai Cipinang. http://www.petra.ac.id/hydrology Engineering

Grigg, N. S. (1996). Water resources management: principles, regulations and cases (No. 631.7 G72).

Haan, C. T., Johnson, H. P., & Brakensiek, D. L. (1982). Hydrologic Modelling of Small Watershed. American Society of Agriculture Engineers, Michigan.

Kodoatie, K., Robert J., & Roestam, S. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi.

Lee, R. (1990). Hidrologi Hutan. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press.

Linsley, R. K., & Joseph, B. F. (1996). Teknik Sumber Daya Air Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Loebis, J. (1984). Banjir Rencana Untuk Bangunan Air. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Rahmania, A. (2011). Analisis Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Makassar: UNHAS.

Soebarkah, I. (1980). Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea Dharma.

Sosrodarsono, S., Suyono, S., & Takeda, K. (2003). Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Suripin, S. (2003). Sistem Drainase Kota Yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Te Chow, V. (2010). Applied hydrology. Tata McGraw-Hill Education.

Downloads

Published

2022-03-20

Issue

Section

Articles