Analisis kemampuan lahan sebagai arahan penggunaan lahan dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Nganjuk

Authors

  • Nina Nila Ziyana Cholidah Universitas Negeri Malang
  • Heni Masruroh Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v1i11p1167-1181

Keywords:

Sistem Informasi Geografis, kemampuan lahan, penggunaan lahan

Abstract

The diversity of topography and soil conditions in Nganjuk has an effect on land use, but land use that is not in accordance with the land capability of an area will cause damage, therefore it is necessary to analyze the land capability of an area so that land use in an area can be directed in accordance with the capability of the land owned, land capability assessment and analysis of land use directions can use Geographic Information System technology. This study aims to determine the land capability in Nganjuk and formulate land use directions so that land use is in accordance with the land capability of Nganjuk. The analysis carried out in this research is using descriptive spatial analysis which is used to determine the land capability class. The research design in this study is to perform an overlay analysis with several base maps, including land use maps, slope maps, and soil maps using ArcGis 10.8 software. Then from the results of the overlay of the three maps, an assessment of the land capability class is carried out and then from the results of the land capability class it can be determined the direction of land use in accordance with the land capability owned. The results of this study indicate that the land capability class in Nganjuk is divided into 9 classes, including II-d1, II-d3, III-l2e2, III-l3e2, III-l3d3, IV-l4e2, VII-l5e3, and VIII-l6e3. Each of these classes has a different direction on land use. Land units that have land capabilities of class II-d1 and II-d3 have land use directions as agricultural land, land units with land capabilities of class III-d3e2, III-l2e2 and III-l3d3 as production forest, and class III-l3e2, IV- l4e2, VII-l5e3, and VIII-l6e3 as protected forest.

Keberagaman kondisi topografi dan kondisi tanah di Kabupaten Nganjuk berpengaruh terhadap penggunaan lahannya, namun penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemamapuan lahan yang dimiliki suatu wilayah akan menyebabkan kerusakan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap kemampuan lahan suatu wilayah agar penggunaan lahan di suatu wilayah dapat diarahkan sesuai dengan kemampuan lahan yang dimiliki, penilaian kemampuan lahan dan anlisis arahan penggunaan lahan tersebut dapat menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan kemampuan lahan di Kabupaten Nganjuk dan menurumuskan arahan penggunaan lahan agar penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahan yang dimiliki Kabupaten Nganjuk. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif spasial yang digunakan menentukan kelas kemampuan lahan. Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah dengan melakukan anlisis overlay dengan beberapa peta dasar, antara lain adalah peta penggunaan lahan, peta lereng, dan peta tanah menggunakan software ArcGis 10.8. Kemusian hasil overlay dari ketiga peta tersebut dilakukan penilaian kelas kemampuan lahan dan selanjutnya dari hasil kelas kemampuan lahan tersebut dapat ditentukan arahan penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan lahan yang dimiliki. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelas kemampuan lahan di Kabupaten Nganjuk terbagi menjadi 9 kelas, antara lain II-d1, II-d3, III-l2e2, III-l3e2, III-l3d3, IV-l4e2, VII-l5e3, dan VIII-l6e3. Masing-masing dari kelas tersebut memiliki arahan yang berbeda pada penggunaan lahannya. Satuan lahan yang memiliki kemampuan lahan kelas II-d1 dan II-d3 memiliki arahan penggunaan lahan sebagai lahan pertanian, satuan lahan dengan kemampuan lahan kelas III-d3e2, III-l2e2dan III-l3d3 sebagai hutan produksi, dan kelas III-l3e2, IV-l4e2, VII-l5e3, dan VIII-l6e3 sebagai hutan lindung.

References

Asdak, C. (1995). Hidrologi Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Arsyad, S. (2010). Konservasi Tanah dan Air. IPB Press: Bogor.

Badan Informasi Geospasial. (2018). Seamless Digital Elevation Model (DEM) dan Bimateri Nasional. https://tanahair.indonesia.go.id/demnas/.

Banuwa, I. S., Sinukaban, N., Tarigan, S. D., & Darusman, D. (2008). Evaluasi kemampuan lahan DAS sekampung hulu. Jurnal Tanah Tropika, 13(2), 145-153.

FAO (Food and Agriculture Organization). (1976). A Framework for Land Evaluation. FAO Soil Bulletin 52 Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water Development Division.

FAO. (2007). FAO Map Catalog. (https://data:apps.fao.org/map/catalog/srv/eng/catalog.search).

Fatimah, D. N., Rahmadi, A., & Ningrum, H. A. (2018). Pengaruh erosi pada lahan pertanian di cimencrang Bandung Timur. Agrotek.

Harjianto, M. (2016). Evaluasi kemampuan lahan untuk arahan penggunaan lahan di daerah aliran Sungai Lawo, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 5(1), 1-11.

Herwanto, J. E., Sudarsono, A., & Hadi, B. S. (2013). Pemenfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Evaluasi Kemampuan Lahan dan Arahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Geomedia: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian, 11(1).

Hudson, W.W. (1976). Soil Conserfation. London: BT. Batsford Limited.

Indonesia Geospasial Portal. 2021. Online. (https://tanahair/indonesia.go.id/), diakses pada 20 Juli 2021.

Larasati, N. M., Subiyanto, S., & Sukmono, A. (2017). Analisis penggunaan dan pemanfaatan tanah (P2T) menggunakan sistem informasi geografis Kecamatan Banyumanik tahun 2016. Jurnal Geodesi Undip, 6(4), 89-97.

Osok, R. M., Talakua, S. M., & Supriadi, D. (2018). Penetapan kelas kemampuan lahan dan arahan rehabilitasi lahan DAS Wai Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku. Agrologia, 7(1).

Permatasari, R., Arwin, A., & Natakusumah, D. K. (2017). Pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap rezim hidrologi DAS (studi kasus: DAS Komering). Jurnal Teknik Sipil, 24(1), 91-98.

Potensi Kabupaten Kota. (2013). Potensi Kabupaten Nganjuk. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur. (http://bappeda.jatimprov.go.id/bappeda/wp-content/uploads/potensi-kab-kota2013/kab-nganjuk-2013.pdf).

Putra, C. D., & Mardiatno, D. (2012). Kemampuan Lahan untuk Arahan Kawasan Budidaya dan Non Budidaya Sub Daerah Aliran Sungai Petir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal bumi indonesia, 1(2).

Rachmah, Z., Rengkung, M. M., & Lahamendu, V. (2018). Kesesuaian lahan permukiman di kawasan kaki Gunung Dua Sudara. SPASIAL, 5(1), 118-129.

Rahim, S. E. (2000). Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta: Bumi Aksara.

Sahetapy, J. (2009) Evaluasi lahan untuk penetapan tipe pertanian konservasi pada Kawasan pengelolaan sampah terpadu Toisapu. Jurnal Budidaya Pertanian, 5(1), 19-26.

Sefle, L. (2013). Klasifikasi kemampuan lahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Lolak Kabpaten Mongondow. COCOS, 2(4).

Sudaryono, S. (2011). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu, Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan, 3(2).

Tjahyono, H. (2007). Overlay sebagai Model Pembelajaran Dalam Mata Kuliah SIG (Sistem Informasi Geografis) Guna Menemukan Informasi Geospasial Baru. Lembaran Ilmu Kependidikan, 36(1).

Utami, D. N. (2020). Kajian kesuburan tanah untuk evaluasu keseuaian lahan kaitannya untuuk mitigasi bencana kekeringan di Kabupaten Nganjuk. Jurnal Alami, 4(2), 81-95.

Wibowo, K. M. W. M., Kanedi, I., & Jumadi, J. (2015). Sistem informasi geografis (sig) menentukan lokasi pertambangan batu bara di provinsi bengkulu berbasis website. Jurnal Media Infotama, 11(1), 51-60.

Downloads

Published

2021-11-20

Issue

Section

Articles