Sport Science and Health
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik
<div> <table border="0" width="100%" cellspacing="10" cellpadding="4"> <tbody> <tr> <td valign="top" width="100"> <p><img src="http://journal3.um.ac.id/public/site/images/admojsj3/homepageimage-en-us.png" alt="cover" width="200" height="283" /></p> </td> <td valign="top" width="100%"> <table class="data" width="100%"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="20%"><strong>Journal title</strong></td> <td width="40"><strong>: Sport Science and Health<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"><strong>Initials</strong></td> <td width="40"><strong>: SSH<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"><strong>SINTA Rank<br /></strong></td> <td width="40"><strong>:</strong> 5 (Valid until Vol. 7, No. 9, 2025)</td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"><strong>Editor in Chief<br /></strong></td> <td width="40"><strong>: Abi Fajar Fathoni</strong><strong><br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"><strong>Frequency</strong></td> <td width="40">: 12 Issues every year</td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"><strong>ISSN (online)<br /></strong></td> <td width="40">: <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/1575258746">2715-3886</a></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"><strong>Publisher</strong></td> <td width="40"><strong>:</strong> Universitas Negeri Malang</td> </tr> </tbody> </table> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"> <p><strong>Journal Summary<br /></strong></p> </td> <td width="40"> <div id="content"> <div id="journalDescription"> <p>Sport Science and Health menerbitkan artikel hasil penelitian di bidang Keolahragaan, Pendidikan Olahraga, Kepelatihan Olahraga, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Olahraga dan Rekreasi, Kesehatan Olahraga, Kesehatan Masyarakat.</p> <p>Fokus dan lingkup jurnal meliputi Manajemen Keolahragaan, Latihan dan Kebugaran, Partisipasi dan Kinerja Olahraga, Terapi Fisik, Biomekanika Olahraga, Kesehatan Olahraga, Pengembangan Profesi Guru, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan Jasmani, Pembelajaran Blended Learning Pendidikan Jasmani, AKK, Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Biostatistika, Ilmu Kependudukan, dan Kesehatan Reproduksi, Gizi Masyarakat, Epidemiologi.</p> </div> </div> </td> </tr> </tbody> </table> </div> <center> <p><a href="https://live.staticflickr.com/65535/52869004890_951acc2ee1_b.jpg"><img src="https://live.staticflickr.com/65535/52869004890_951acc2ee1_n.jpg" /></a></p> </center>Universitas Negeri Malangen-USSport Science and Health2715-3886<p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license"><img style="border-width: 0;" src="https://i.creativecommons.org/l/by-sa/2.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a><br />This work is licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Generic License</a>.</p>Analisis Faktor Penentu Perilaku Seksual Berisiko Di Antara Pria Lajang Yang Aktif Secara Seksual: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6143
<p><strong>Abstract: </strong>Sexual behavior and the expression of sexuality are normal phenomena, but sexual behavior expressed can make the behavior abnormal or risky. Globally, young people (15 to 35 years of age) are the most vulnerable group to risky sexual behavior and account for around 45% of new HIV infections. The purpose of this study was to identify and examine the magnitude of risky sexual behavior and the factors associated with the use of a national-scale sample. The method used is analytic observational with a quantitative approach and a cross-sectional study design using the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data, the chi-square test, and binary logistic regression. The results obtained were education level (p=0.003), occupation (p=0.785), wealth index (p=0.416), media exposure (p=0.343), comprehensive knowledge of HIV (p=0.145), and type of place of residence (p=0.356). The conclusion of this study is that education level is significantly related to risky sexual behavior, while other variables such as occupation, wealth index, media exposure, comprehensive knowledge of HIV, and type of place of residence are not significantly related to risky sexual behavior.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Perilaku seksual dan ekspresi seksualitas adalah fenomena normal, di mana perilaku seksual diungkapkan dapat membuat perilaku menjadi tidak normal atau berisiko. Secara global, kaum muda (usia 15 hingga 35 tahun) adalah kelompok yang paling rentan terhadap perilaku seksual berisiko dan menyumbang sekitar 45% dari infeksi HIV baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengkaji besarnya perilaku seksual berisiko dan faktor-faktor yang terkait dengan menggunakan sampel yang berskala nasional. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif dan desain studi <em>cross sectional</em> dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017 serta menggunakan uji <em>chi-square</em> dan regresi logistik biner. Didapatkan hasil tingkat pendidikan (p=0,003), status pekerjaan (p=0,785), indeks kekayaan (p=0,416), paparan media (p=0,343), pengetahuan HIV yang komprehensif (p=0,145), dan tempat tinggal (p=0,356). Kesimpulan penelitian ini tingkat pendidikan berhubungan signifikan dengan perilaku seksual berisiko, sementara variabel lainnya seperti status pekerjaan, indeks kekayaan, paparan media, pengetahuan HIV yang komprehensif dan tempat tinggal tidak berhubungan signifikan dengan perilaku seksual berisiko.</p>Lussy Murni NashrullahSiti NurrochmahLucky Radita AlmaSupriyadi Supriyadi
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-2969920934Gambaran Penderita TB Paru yang Tidak Patuh Minum Obat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar 2018)
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6144
<p><strong>Abstract: </strong>Tuberculosis remains a global concern; in 2018, Southeast Asia accounted for 44% of tuberculosis cases. West Java (0.63%), Central Java (0.36%), and East Java (0.29%) had the highest prevalence of tuberculosis. The goal of this study was to describe the characteristics of the availability of Drug Swallowing Supervisors (PMO), side effects, and the availability of Anti-Tuberculosis Drugs (OAT) in pulmonary tuberculosis patients who did not adhere to medication in the provinces of West Java, Central Java, and East Java. This is a descriptive study with a cross-sectional approach that uses secondary data from the 2018 Riskesdas. The total sampling method was used in this study, with 81 respondents, to adjust for inclusion and exclusion criteria. The majority of pulmonary TB patients were between the ages of 48 and 55, the majority were male, the majority had an elementary school education, and the majority worked as farmers. West Java Province has a PMO of 45%, while 55% don’t, OAT is already available in health facilities, and 95% have no side effects, while 5% do. The province of Central Java has a 50% equality between those who have PMO and those who do not, OAT is widely available in health facilities, and 88.9% have no side effects while 11.1% do. East Java Province has a PMO of 56.5%, not 43.5%, OAT that is already available in health facilities is 91.3%, not 8.7%, and 17.4% have side effects, not 82.6%.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Tuberkulosis masih menjadi perhatian global, pada tahun 2018 sebagian besar kasus tuberkulosis berada di Asia Tenggara yaitu sebesar 44%. Prevalensi penyakit tuberkulosis di Provinsi Jawa Barat (0,63%), Jawa Tengah (0,36%) dan Jawa Timur (0,29%). Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan karakteristik ketersediaan Pengawas Menelan Obat (PMO), efek samping dan ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada penderita TB paru yang tidak patuh minum obat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan <em>cross-sectional</em> yang menggunakan data sekunder dari Riskesdas tahun 2018. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan total responden 81 orang. Kelompok usia penderita TB paru terbanyak pada rentang 48-55 tahun, penderita mayoritas laki-laki, sebagian besar penderita dengan jenjang pendidikan SD dan mayoritas penderita bekerja sebagai petani. Provinsi Jawa Barat yang memiliki PMO sebesar 45% dan yang tidak sebesar 55%, OAT sudah tersedia di fasilitas kesehatan dan sebesar 95% tidak ada efek samping sedangkan sebesar 5% ada. Provinsi Jawa Tengah menunjukkan distribusi yang imbang antara yang memiliki PMO dan yang tidak sebesar 50%, OAT sudah tersedia di fasilitas kesehatan dan sebesar 88,9% tidak ada efek samping sedangkan sebesar 11,1% ada. Provinsi Jawa Timur yang memiliki PMO sebesar 56,5% dan yang tidak sebesar 43,5%, OAT yang sudah tersedia di fasilitas kesehatan sebesar 91,3% dan yang tidak sebesar 8,7% dan sebesar 17,4% ada efek samping sedangkan yang tidak sebesar 82,6%.</p>Annisa HandayaniHartati Eko WardaniLucky Radita AlmaRara Warih Gayatri
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-2969935954Efektivitas Pengelolaan Sampah Organik Dengan Larva Black Soldier Fly
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6145
<p><strong>Abstract: </strong>According to the 2022 National Waste Management Information System, Indonesia’s waste total reaches 18,259,210.61 tons/year with organic waste were the highest composition. The largest organic waste disposal is landfilled at the Final Disposal Site. The results showed that service life of the facility is getting shorter. Therefore, an alternative was needed to minimize. One of them using Black Soldier Fly Larvae. This research aims to determine the effectiveness of organic waste management with BSF larvae by calculating whether or not there is an effect of the number of BSF larvae on the parameters Total Waste Used, Waste Reduction Index, and Residue Waste Measurement. Research method used completely randomized design experiment involving food waste & organic waste with four treatments. Treatment 1, 20 grams larvae with 1000 grams of waste. Treatment 2, 40 grams larvae with 2000 grams of waste. Treatment 3, 60 grams of larvae given 3000 grams of waste. Treatment 4 is waste control treatment without larvae. Data were analyzed using the Kruskall-Wallis test. The results showed there was a significant influence between the number of larvae and the parameters of Total Waste Used, Waste Reduction Index and Measurement of Waste Residue. So, organic waste management using BSF larvae has proven to be effective.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, total timbulan sampah di Negara Indonesia mencapai 18.259.210,61 ton/tahun dengan komposisi paling banyak ialah sampah organik. Pembuangan sampah organik terbesar ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Akibatnya, berat dan umur penggunaan fasilitas menjadi semakin pendek. Maka dari itu, dibutuhkan alternatif untuk meminimalisir jumlahnya. Salah satunya dengan menggunakan Larva Black Soldier Fly (BSF). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pengelolaan sampah organik dengan larva BSF dengan menghitung ada tidaknya pengaruh jumlah larva BSF terhadap parameter Total Sampah yang Digunakan, Indeks Pengurangan Sampah (<em>Waste Reduction Index</em>), dan Pengukuran Sampah Residu. Metode penelitian yaitu dengan eksperimen Rancangan Acak Lengkap menggunakan sampah organik sisa makanan dengan empat perlakuan berbeda. Perlakuan 1 yaitu larva 20 gram diberikan sampah sebanyak 1000 gram. Perlakuan 2 yaitu larva 40 gram diberi sampah sebanyak 2000 gram. Perlakuan 3 ialah larva 60 gram diberikan sampah sebanyak 3000 gram. Perlakuan 4 yaitu perlakuan kontrol sampah tanpa diberi larva. Teknik analisis data menggunakan uji Kruskall-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah larva dengan parameter Total Sampah yang Digunakan, Indeks Pengurangan Sampah (<em>Waste Reduction Index</em>), dan Pengukuran Residu Sampah. Sehingga, pengelolaan sampah organik menggunakan larva BSF terbukti efektif.</p>Rakhel Maulidinatul KofsohAnindya HapsariMuhammad Al-IrsyadDjoko Kustono
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-2969955967Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Kota Malang
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6146
<p><strong>Abstract: </strong>Pulmonary tuberculosis is the leading cause of death in Indonesia and worldwide. One of the risk factors is the physical condition of the house. The purpose of this study was to determine the relationship between the physical condition of the house and the incidence of pulmonary tuberculosis. The research method used was analytic observational with a cross sectional approach. The tools used included questionnaires, roll meters, thermohygrometers, and lux meters. The independent variables studied included lighting, ventilating, population, floors, and humidity. The dependent variable was the incidence of pulmonary tuberculosis. The results of univariate analysis showed small ventilation (20 houses), dim lighting (23 houses), unqualified population (17 houses), high humidity (20 houses), qualified floors (27 houses), and mild incidence of pulmonary tuberculosis (24 patients). While the results of bivariate analysis conducted with Spearman rank and Chi-square statistical tests showed that ventilation area (p=0.000), lighting (p=0.000), population (p=0.024), humidity (p=0.030), and floor type (p=0.000) had a significant relationship with the incidence of pulmonary TB. In conclusion, there is a significant relationship between lighting, ventilation area, humidity, population, and floor type with the incidence of pulmonary TB in the population studied in the working area of Healthcare Kedungkandang Malang City.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Tuberkulosis paru merupakan penyebab utama kematian di Indonesia dan di dunia. Salah satu faktor resikonya adalah kondisi fisik rumah. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami korelasi antara kondisi fisik rumah dan kejadian Tuberkulosis Paru. Metode penelitian yang dipakai ialah desain analitik observasional melalui pendekatan <em>cross-sectional</em>. Alat-alat yang digunakan meliputi kuesioner, <em>roll meter, thermohygrometer, </em>dan<em> lux meter</em>. Variabel independen yang diteliti meliputi pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, jenis lantai, dan kelembaban. Variabel dependen adalah kejadian Tuberkulosis Paru. Hasil analisis univariat diperoleh luas ventilasi kecil (20 rumah), pencahayaan yang redup (23 rumah), kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat (17 rumah), kelembaban yang tinggi (20 rumah), jenis lantai yang memenuhi syarat (27 rumah), dan kejadian TB Paru kategori ringan (24 pasien). Sedangkan hasil analisis bivariat dilakukan uji statistik <em>Spearman rank</em> dan <em>Chi-square</em>, diperoleh hasil luas ventilasi (p = 0,000), pencahayaan (p = 0,000), kepadatan hunian (p = 0,024), kelembaban (p = 0,030), serta jenis lantai (p = 0,000) memiliki korelasi yang signifikan terhadap kejadian tuberkulosis paru. Kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pencahayaan, luas ventilasi, kelembaban, kepadatan hunian, serta jenis lantai terhadap kejadian Tuberkulosis Paru pada populasi yang diteliti di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Kota Malang.</p>Syafri Hidayanto PutraAgung KurniawanErianto FananiMarji Marji
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-2969968978Hubungan Kualitas Air, Sanitasi Rumah, Personal Hygiene Terhadap Kejadian Scabies di Puskesmas Mojolangu Tahun 2023
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6151
<p><strong>Abstract: </strong>Indonesia Ministry of Health in 2008 scabies patients were ranked 3rd out of 12 skin diseases in Indonesia with a prevalence rate of 61% in Malang in 2013 according to Basic Health Reserch (Riskesdas). Scabies transmission can be caused by water quality, sanitation, and personal hygiene. The purpose of this study is to determine the relationship between water quality, home sanitation, and personal hygiene to the incidence of scabies in Mojolangu Public Health Center in 2023. Research design used was cross-sectional with sample 30 respondents with a total sampling model from population. Data collection used the observation method for water quality and sanitation variables, while personal hygiene used questionnaires. Data analysis used chi square for bivariate and multiple logistic regression for multivariate. The results are variables related to the incidence of scabies in the Mojolangu Health Center were TDS (0.000), humidity (0.004), ventilation (0.001), light (0,0017) and personal hygiene (0.001). Meanwhile, humidity is variable with the most significant relationship to the incidence of scabies in Mojolangu Health Center. We hope that the Mojolangu Health Center will pay more attention to the causes of scabies in their working area and for scabies patients to pay more attention to personal hygiene.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Data Departemen Kesehatan RI tahun 2008 kejadian scabies di Indonesia di urutan ke 3 dari 12 penyakit kulit dengan prevalensi angka scabies di malang sejumlah 61% pada tahun 2013 menurut Riskesdas. Penularan scabies dapat diakibatkan oleh kualitas air, sanitasi rumah, dan personal hygiene yang kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas air, sanitasi rumah, dan personal hygiene terhadap kejadian scabies di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu Kota Malang tahun 2023. Penelitian ini menerapkan cross sectional sebagai desain penelitian dengan sampel 30 responden dengan model total sampling dari populasi yang ada. Pengumpulan data menggunakan metode observasi untuk variabel kualitas air dan sanitasi rumah, sedangkan variabel personal hygiene menggunakan wawancara kuesioner. Analisa data dilakukan dengan uji chi square untuk bivariat dan regresi logistik berganda untuk multivariat. Dalam penelitian ini menunjukkan variabel yang berhubungan terhadap kejadian scabies di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu adalah TDS air dengan p-value= 0,000, kelembaban rumah dengan p-value=0,004, pencahayaan rumah dengan p-value=00,017, ventilasi rumah dengan p-value= 0,001, dan personal hygiene dengan p-value=0,001. Sedangkan variabel kelembaban rumah merupakan variabel dengan hubungan paling signifikan terhadap kejadian Scabies di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu. Diharapkan Puskesmas Mojolangu lebih memperhatikan penyebab kejadian scabies di wilayah kerjanya dan untuk pasien scabies agar lebih memperhatikan personal hygiene.</p>Rahmadea Zalzabilla AmriDjoko KustonoMuhammad Al-IrsyadMarji Marji
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-2969979992Analisis Digital Learning terhadap Perilaku Penggunaan APD pada Teknisi Jaringan Internet
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6152
<p><strong>Abstract</strong>: Heinrich's domino theory states that humans are the cause of 88% of accidents. The use of PPE is one of the causes of work accidents from the factor of worker behavior in the workplace. Digital learning can help workers to improve worker behavior because it can be accessed quickly regardless of time and distance. This study aims to analyze the results of PPE use behavior and skill interactions of the digital learning intervention group and the group that was not intervened by digital learning on internet / wifi network technicians in Ciputat District, South Tangerang. This study used a quantitative approach with a true experimental method with a cross sectional research design. The population in this study were internet technicians in Ciputat District, South Tangerang, totaling 60 people. The results of statistical analysis in this study concluded that there was an increase in the value of knowledge, attitudes, and skills in the post-test results between the digital learning intervention group and the control group on the use of PPE in internet network technicians in Ciputat District, South Tangerang and there was a significant interaction (0.000 <0.005) between the control and treatment groups. It can be concluded that there is an increase in the value of knowledge, attitudes and skills in the post-test results and there is a skill interaction between the group given the intervention and the control group. It is hoped that the company can carry out strict supervision in order to catch workers who work without using PPE.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Teori domino Heinrich menyatakan, manusia adalah penyebab dari terjadinya 88% kecelakaan. Penggunaan APD merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja dari faktor perilaku pekerja di tempat kerja. Digital learning dapat membantu para pekerja untuk meningkatkan perilaku pekerja karena dapat diakses dengan cepat tanpa mengenal waktu dan jarak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil dari perilaku penggunaan APD dan interaksi keterampilan dari kelompok yang diintervensi digital learning dengan kelompok yang tidak diintervensi digital learning pada teknisi jaringan internet/wifi di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode true eksperimen dengan desain penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah teknisi internet di Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan sejumlah 60 orang. Hasil analisis statistik pada penelitian ini disimpulkan bahwa ada peningkatan nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada hasil post-test antara kelompok yang diintervensi digital learning dan kelompok kontrol terhadap penggunaan APD pada teknisi jaringan internet di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan dan terdapat interaksi yang signifikan (0,000 < 0,005) antara kelompok kontrol dan perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan pada hasil post-test serta ada interaksi keterampilan antara kelompok yang diberikan intervensi digital learning dengan kelompok kontrol. Diharapkan bagi pihak perusahaan agar dapat melakukan pengawasan tegas agar dapat menjaring pekerjanya yang bekerja tidak menggunakan APD.</p>Fesya Khaifa NurzahraMarji MarjiErianto FananiSupriyadi Supriyadi
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-29699931007Pengaruh Buku Saku Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6153
<p><strong>Abstract: </strong>The prevalence of diabetes is increasing worldwide. The International Diabetes Federation (IDF) estimates that 578 million people will have diabetes by 2030 and 700 million people by 2045. Health education is an important aspect of diabetes management. Pocket book media is one type of information media that can disseminate various information, especially information related to more comprehensive material. This study aims to determine the effect of a healthy diet pocket book for type 2 diabetes mellitus on knowledge and compliance of type 2 diabetes outpatients at the Arjasa Health Center, Jember Regency. This study is a quantitative experiment with a post-test only design and a sample of 50 respondents (total sampling) from two groups, namely the experimental group and the control group. Data processing was analyzed using the Wilcoxon signed rank test because the data was not normally distributed, and it was found that the pocket book had no effect on the knowledge of outpatients with type 2 diabetes mellitus (p=0.053), but there was an influence on the compliance of outpatients with type 2 diabetes mellitus (0=0.000) Arjasa Health Center, Jember Regency.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Prevalensi diabetes meningkat di seluruh dunia. <em>International Diabetes Federation</em> (IDF) memperkirakan bahwa 578 juta orang akan menderita diabetes pada tahun 2030 dan 700 juta orang pada tahun 2045. Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting dalam manajemen diabetes. Media buku saku merupakan salah satu jenis media informasi yang dapat menyebarkan berbagai informasi terutama informasi yang berkaitan dengan materi yang lebih komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buku saku diet sehat diabetes melitus tipe 2 terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien rawat jalan diabetes tipe 2 di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan eksperimen kuantitatif dengan desain <em>post-test only</em> dan sampel sebanyak 50 responden (<em>total sampling</em>) dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengolahan data dianalisis menggunakan <em>wilcoxon signed rank test</em> karena data tidak berdistribusi normal, dan ditemukan bahwa buku saku tidak berpengaruh terhadap pengetahuan pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 (p=0,053), namun terdapat pengaruh terhadap kepatuhan pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 (0=0,000) Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember.</p>Yuanda Putri Rizki RamadhaniRina Rifqie MarianaFarah ParamitaSepta Katmawanti
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-296910081020Pengaruh Penggunaan Masker Respiratorik Terhadap Saturasi Oksigen Dan Fungsi Paru Pekerja Penjaga Tungku Ketel PG X Di Madiun
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6154
<p><strong>Abstract: </strong>Based on data from preliminary studies at PG X Madiun, it is known that the density of particulate matter dust which is a type of chemical hazard is PM 2.5 of 89, 158, 145, and PM 10 of 125, 191, 186, which can disrupt respiratory systems. Respiratory diseases that workers can experience is impaired lung function and oxygen saturation levels. This study aims to determine the effect of using a respiratory mask on oxygen saturation and lung function of PG X Madiun boiler furnance workers. Boiler furnance workers are a job that carries high risk of exposure to bagasse dust and combustion residues. The method used in this research was quasi-experiment with one group pre-test post-test design. This study used a total sampling technique because the population in this study was 30 workers with history smoking. Data collection was carried out using observation sheets, spirometer and pulse oximeters. The data analysis stage used the paired t-test and Wilcoxon test. Results of data analysis showed that there was an effect of using a respirator mask on restrictive lung function disorders (p=0.048) and oxygen saturation (p=0.019) but there was no effect of using respirator mask on obstructive lung function disorders (p=0.515).</p> <p><strong>Abstrak</strong>: Berdasarkan data hasil studi pendahuluan di PG X Madiun, diketahui hasil kepadatan debu <em>particulate matter</em> yang merupakan jenis bahaya kimia yaitu PM 2.5 sebesar 89, 158, 145, dan PM 10 sebesar 125, 191, 186, yang dapat mengganggu sistem pernapasan pekerja. Penyakit pernapasan yang dapat dialami pekerja adalah gangguan fungsi paru dan gangguan kadar saturasi oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan masker respiratorik terhadap saturasi oksigen dan fungsi paru pekerja penjaga tungku ketel PG X Madiun. Penjaga tungku ketel merupakan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi terpapar debu ampas tebu dan zat sisa hasil pembakaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain <em>one group pre-test post-test.</em> Penelitian ini menggunakan teknik total sampling karena populasi pada penelitian ini sebanyak 30 pekerja dengan riwayat merokok. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi, <em>spirometer </em>dan <em>pulse oximeter. </em>Tahap analisis data menggunakan uji <em>paired t-test </em>dan<em> wilcoxon.</em> Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh hasil terdapat pengaruh penggunaan masker respirator terhadap gangguan fungsi paru restriksi (p=0,048) dan saturasi oksigen (p=0,019) tetapi tidak ada pengaruh penggunaan masker respiratorik terhadap gangguan fungsi paru obstruksi (p=0,515).</p>Sawung Satria PenangsangMoch. YunusAnita SulistyoriniMarji Marji
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-296910211029Hubungan Life Style dan Stres terhadap Risiko Kardiovaskular pada Persatuan Atletik Master Indonesia (PAMI) Kota Malang
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6155
<p><strong>Abstract: </strong>Cardiovascular disease is a chronic disease that must be detected early. This research focuses on lifestyle (physical activity and nutritional intake) and stress among PAMI athletes in Malang city who are at risk of cardiovascular events. The primary objective is to ascertain the correlation between physical activity, dietary intake, and stress levels with the risk of cardiovascular events. Utilizing a cross-sectional methodology, this research employed purposive sampling, selecting 37 individuals out of a population of 50 PAMI members in Malang City. Data was obtained through measurements and filling out questionnaires. Cardiovascular levels were measured using the WHO CVD Risk Charts 2019. Physical activity levels were gauged with the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ), dietary intake was evaluated through the Food Frequency Questionnaire (FFQ), and stress levels were measured using the Perceived Stress Scale (PSS). Data analysis used the Spearman Rank test. The results showed that there was no significant relationship between physical activity and cardiovascular risk levels (r= -0.056; p= 0.742) and nutritional intake also did not have a significant relationship to cardiovascular risk levels (r= -0.146; p= 0.388). Meanwhile stress has a significant relationship to cardiovascular risk levels (r=0.056; p= 0.001)<em>.</em> Researchers recommend that Malang City PAMI Athletes improve health behavior and manage stress appropriately so as to reduce the risk of cardiovascular disease.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit kronis yang harus dideteksi sejak dini. Penelitian ini berfokus pada <em>lifestyle</em> (aktivitas fisik dan asupan gizi) dan stres di kalangan atlet PAMI kota Malang yang berisiko terhadap kejadian kardiovaskular. Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan antara aktivitas fisik, asupan gizi, dan stres terhadap tingkat risiko kardiovaskular. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan <em>cross-sectional</em> dan pengambilan sampel dilakukan melalui metode <em>purposive sampling</em>. Populasi penelitian ini merupakan anggota PAMI kota Malang yang berjumlah 50 orang dan didapatkan sampel sebanyak 37 orang. Data diperoleh melalui pengukuran dan pengisian kuesioner. Tingkat kardiovaskular diukur menggunakan <em>WHO</em> <em>CVD Risk Charts</em> 2019. Tingkat aktivitas fisik diukur dengan instrumen <em>Global Physical Activity Questionnaire</em> (GPAQ), asupan gizi diukur dengan instrumen <em>Food Frequency Questionnaire</em> (FFQ), dan stres diukur dengan instrumen kuesioner <em>Perceived Stress Scale </em>(PSS). Analisis data menggunakan uji <em>Rank Spearman</em>. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik terhadap tingkat risiko kardiovaskular (r= -0,056; p= 0,742) dan asupan gizi juga tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat risiko kardiovaskular (r=-0,146; p=0,388). Sementara stres memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat risiko kardiovaskular (r=0,056; p= 0,001). Peneliti merekomendasikan kepada para Atlet PAMI Kota Malang untuk meningkatkan perilaku kesehatan dan memanajemen stres dengan tepat sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.</p> <p> </p>Suni RohanaLucky Radita AlmaMoch. YunusHartati Eko Wardani
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-29691030–10391030–1039Hubungan Intensitas Menikmati Hiburan Korea (Korean Wave) dan Motivasi Belajar dengan Stres Belajar (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Angkatan 2022 Universitas Negeri Malang)
https://journal3.um.ac.id/index.php/fik/article/view/6156
<p><strong>Abstract: </strong>The expansion of Korean Wave has the impact of supporting the younger generation of academics because education and culture are closely related things. This research aims to determine the relationship between the intensity of enjoying Korean entertainment and learning motivation with the learning stress of FIK UM students. Based on preliminary studies, the majority of FIK UM students experience learning stress due to lecture assignments. The research method used a cross-sectional design and stratified random sampling technique. The research sample consisted of 191 FIK UM students from 4 study programs, namely Bachelor of Physical Education, Health and Recreation, Bachelor of Public Health Sciences, Bachelor of Sports Science, and Bachelor of Sports Coaching Education using rank spearman correlation. The results show that there is a negative correlation between the intensity of enjoying Korean entertainment and learning stress, as well as the relationship between learning motivation and learning stress. It can be concluded that if the predictor variable increases, the response variable decreases. Intensity of enjoying Korean entertainment (korean wave) could be one option for stress release. Apart from that, learning motivation is needed to form positive emotions as an effort to overcome student academic stress.</p> <p><strong>Abstrak: </strong>Persebaran budaya termasuk budaya populer korea memiliki dampak untuk menunjang dorongan akademik generasi muda karena pendidikan dan kebudayaan merupakan hal yang berhubungan erat. Berdasarkan studi pendahuluan mayoritas mahasiswa FIK UM mengalami stres belajar akibat tugas perkuliahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intensitas menikmati hiburan korea dan motivasi belajar dengan stres belajar mahasiswa FIK UM. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain <em>cross sectional </em>dan teknik <em>stratified random sampling. </em>Sampel penelitian terdiri dari 191 mahasiswa FIK UM yang berasal dari 4 program studi, yaitu S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, S1 Ilmu Keolahragaan, dan S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga menggunakan teknik analisis korelasi <em>rank spearman</em>. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan dengan arah korelasi negatif antara intensitas menikmati hiburan korea dengan stres belajar, begitu pula dengan hubungan antara motivasi belajar dengan stres belajar. Dapat disimpulkan jika variabel prediktor meningkat, maka variabel respon menurun. Intensitas menikmati hiburan korea <em>(korean wave) </em>dapat menjadi salah satu opsi <em>stress release. </em>Selain itu, motivasi belajar diperlukan untuk membentuk emosi positif sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi stres akademik mahasiswa.</p>Anggita Margaretha TampubolonAnita SulistyoriniMarji MarjiMoch. Yunus
Copyright (c) 2024
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-09-292024-09-296910401050