Wewenang atau Otoritas dan Kekerasan Seksual Dikaji melalui Teori Kepribadian

Authors

  • Mochammad Rafli Aditya Cahyadi Universitas Negeri Malang
  • Natasya Azahra Universitas Negeri Malang
  • Raissa Dwifandra Putri Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um070v3i52023p162-174

Keywords:

sexual violence, authority, power, personality theories

Abstract

Sexual violence is a coercive and harmful sexual activity for the victim. Data shows that sexual violence remains a serious problem in Indonesia and worldwide. Perpetrators of sexual violence often hold higher authority or power than the victims. This research aims to explore the correlation between authority or power and sexual violence, examining it through psychological factors using the framework of personality theories. The research employs a literature review method. The findings indicate that sexual violence is correlated with the authority or power held by the perpetrators. It is influenced by feelings of inferiority and superiority, as well as the perpetrators' failure to manage the principles of pleasure and reality. Perpetrators of sexual violence tend to have low scores in openness, indicating a lack of adherence to social norms. This study identifies new variables closely related to sexual violence, such as gender, culture, and social environment. The feelings of inferiority and superiority arise due to deeply rooted patriarchal cultures and social environments that do not prioritize the well-being of the victims.

Abstrak
Kekerasan seksual merupakan aktivitas seksual yang bersifat memaksa dan merugikan korban. Data menunjukkan bahwa kekerasan seksual masih merupakan masalah serius baik di dunia maupun di Indonesia. Pelaku kekerasan seksual seringkali memiliki wewenang atau otoritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi korelasi antara wewenang atau otoritas dengan perilaku kekerasan seksual yang ditelaah dari faktor-faktor psikologis menggunakan kerangka teori kepribadian. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kekerasan seksual berkorelasi dengan wewenang atau otoritas yang dimiliki oleh pelaku. Kekerasan seksual dipengaruhi oleh perasaan inferior dan perasaan superior yang dimiliki pelaku kekerasan seksual. Perasaan inferior dan superior yang ada timbul karena adanya budaya patriarki yang sudah mengakar, dan lingkungan sosial yang kurang berpihak pada korban. Selain itu, perilaku kekerasan seksual juga dipengaruhi oleh kegagalan pelaku dalam mengelola prinsip kesenangan dan prinsip realitasnya. Pelaku kekerasan seksual didapatkan cenderung memiliki skor openness yang rendah karena kurang terbuka terhadap norma sosial. Selain wewenang atau otoritas, kekerasan seksual juga berhubungan dengan faktor – faktor lain seperti gender, budaya, dan lingkungan sosial.

References

Bjørnseth, I., & Szabo, A. (2018). Sexual Violence Against Children in Sports and Exercise: A Systematic Literature Review. Journal of Child Sexual Abuse, 27(4), 365–385. https://doi.org/10.1080/10538712.2018.1477222

Burn, S. M. (2019). The Psychology of Sexual Harassment. Teaching of Psychology, 46(1), 96–103. https://doi.org/10.1177/0098628318816183

Cohen, C., Esturaro, A., Cohen, C., & Esturaro, A. (2012). Considering the Sexual Harassment as an Equivalent Incestuous. In Sexual Abuse—Breaking the Silence. Intech Open. https://doi.org/10.5772/26670

Elindawati, R. (2021). Perspektif Feminis dalam Kasus Perempuan sebagai Korban Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender Dan Agama, 15(2), Article 2. https://doi.org/10.46339/al-wardah.v15i2.649

Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Theories of Personality. McGraw-Hill Higher Education.

FHUI, H. (2019). Bahaya Dampak Kejahatan Seksual. Fakultas Hukum Universitas Indonesia. https://law.ui.ac.id/v3/bahaya-dampak-kejahatan-seksual/

Halper, L. R., & Rios, K. (2019). Feeling Powerful but Incompetent: Fear of Negative Evaluation Predicts Men’s Sexual Harassment of Subordinates. Sex Roles, 80(5), 247–261. https://doi.org/10.1007/s11199-018-0938-0

Hardies, K. (2019). Personality, social norms, and sexual harassment in the workplace. Personality and Individual Differences, 151, 109496. https://doi.org/10.1016/j.paid.2019.07.006

Kekerasan Seksual Jadi Pandemi Dunia, Korbannya Perempuan | Republika Online. (2021). https://news.republika.co.id/berita//qq62i0318/kekerasan-seksual-jadi-pandemi-dunia-korbannya-perempuan?

Kunstman, J. W., & Maner, J. K. (2011). Sexual overperception: Power, mating motives, and biases in social judgment. Journal of Personality and Social Psychology, 100(2), 282–294. https://doi.org/10.1037/a0021135

Lopez, S. H., Hodson, R., & Roscigno, V. J. (2009). Power, Status, and Abuse at Work: General and Sexual Harassment Compared. The Sociological Quarterly, 50(1), 3–27. doi: https://doi.org/10.1111/j.1533-8525.2008.01131.x

McLaughlin, H., Uggen, C., & Blackstone, A. (2012). Sexual Harassment, Workplace Authority, and the Paradox of Power. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0003122412451728

Kompas.com. (2022a, January 5). KPAI: 207 Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual, Mayoritas di Sekolah Berasrama. KOMPAS.com. Diunduh dari: https://nasional.kompas.com/read/2022/01/05/08133181/kpai-207-anak-jadi-korban-kekerasan-seksual-mayoritas-di-sekolah-berasrama

Kompas.com. (2022b, March 22). Komnas Perempuan: Perguruan Tinggi Dominasi Kekerasan terhadap Perempuan di Lembaga Pendidikan. KOMPAS.com. Diunduh dari: https://nasional.kompas.com/read/2022/03/22/20425391/komnas-perempuan-perguruan-tinggi-dominasi-kekerasan-terhadap-perempuan-di

Kompas.com (2023, January 26). Bentuk Kekerasan Seksual Menurut Komnas Perempuan. KOMPAS.com. https://nasional.kompas.com/read/2023/01/26/01000021/bentuk-kekerasan-seksual-menurut-komnas-perempuan

NEVEROKAY. (2022). Kekerasan Seksual di Dunia Kerja, KILO 190 Makin Penting. Never Okay Project. https://neverokayproject.org/perspektif/kolom/redaksi/kekerasan-seksual-ratifikasi-kilo/

Nugraha, S. (2016). Konsep penyalahgunaan wewenang dalam Undang-Undang tindak pidana korupsi di Indonesia. 8.

Qiu, G., & Cheng, H. (2022). Gender and power in the ivory tower: Sexual harassment in graduate supervision in China. Journal of Gender Studies, 1–16. doi: https://doi.org/10.1080/09589236.2022.2138839

Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2016). Theories of Personality, Sydney Ellen: Books.

SIMFONI-PPA. (2023). Peta sebaran jumlah kasus kekerasan menurut provinsi, tahun 2023. Diunduh dari: https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan

Syafrudin, A. (1993). Pengaturan koordinasi pemerintahan di daerah / Ateng Syafrudin | OPAC Perpustakaan Nasional RI. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=155747

Ulhaq, Z. S., & Rahmayanti, M. (2020). Panduan Penulisan Skripsi Literatur Review

Downloads

Published

2023-08-15

How to Cite

Mochammad Rafli Aditya Cahyadi, Natasya Azahra, & Raissa Dwifandra Putri. (2023). Wewenang atau Otoritas dan Kekerasan Seksual Dikaji melalui Teori Kepribadian. Flourishing Journal, 3(5), 162–174. https://doi.org/10.17977/um070v3i52023p162-174

Issue

Section

Articles