Bias Gender Dalam Fenomena Victim Blaming Kekerasan Seksual

Authors

  • Rayza Ilfie Azkya Ashgarie Universitas Negeri Malang
  • Nashra Tibrisna Universitas Negeri Malang
  • Riyan Rahmat Aminullah Basith Universitas Negeri Malang
  • Mochammad Sa’id Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um070v2i32022p201-207

Keywords:

victim blaming; bias gender; kekerasan seksual; psikologi

Abstract

Abstract: Social issues in the form of sexual violence are no longer unfamiliar issue in nowadays society. However, sexual violence is still often ignored even when the victim finally has the courage to reveal the traumatic event she experienced. One of the reasons why sexual violence still exist until today is bias gender that society believes, which put woman as a victim as the guilty side. False beliefs about the nature of women are considered to be the cause of sexual violence (e.g. women are too weak). As a result, the victim close herself from any help and worsening her physical and mental health. To describe this issue further, the author uses qualitative research with literature review approach. It was found that it is true that gender bias is the biggest contributing factor to the existence of victim blaming on women who are victims of sexual violence. This is supported by the fact that the majority of society still glorifies men above women by giving them excuses for their actions by saying ‘a man will be a man’. In fact, instead of developing a gender bias, society should now strengthen gender equality, increase empathy and sympathy, and add a positive point of view through sex education.

 

Abstrak: Isu sosial berupa kekerasan seksual memang sudah bukan lagi isu asing bagi masyarakat. Meskipun demikian, nyatanya kekerasan seksual masih sering diabaikan bahkan ketika korban sudah berani mengungkapkan peristiwa traumatis yang dialaminya. Salah satu alasan langgengnya kekerasan seksual ialah kuatnya bias gender yang diamini oleh masyarakat yang menempatkan perempuan yang menjadi korban sebagai pihak yang bersalah. Keyakinan tidak benar mengenai sifat perempuan dianggap sebagai penyebab kekerasan seksual terjadi (misalnya, bahwa perempuan memiliki sifat terlalu lemah). Akibatnya, korban semakin menutupi dirinya dan memperparah kesehatannya secara fisik dan mental. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif metode literature review dalam mendeskripsikan isu ini secara lebih lanjut. Didapatkan hasil bahwa benar jika bias gender merupakan faktor penyumbang terbesar dari adanya victim blaming pada perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Hal ini didukung fakta bahwa mayoritas masyarakat masih mengagungkan laki-laki diatas perempuan dengan memberikan mereka permakluman atas tindakan mereka dengan berujar ‘namanya juga laki-laki’.  Padahal, daripada mengembangkan bias gender, masyakat sudah seharusnya kini lebih menguatkan gender equality, meningkatkan empati dan simpati, serta menambah sudut pandang positif melalui edukasi seks (sex education).

Downloads

Published

2022-06-23

How to Cite

Ashgarie, R. I. A. ., Tibrisna, N. ., Basith, R. R. A. ., & Sa’id, M. . (2022). Bias Gender Dalam Fenomena Victim Blaming Kekerasan Seksual. Flourishing Journal, 2(3), 201–207. https://doi.org/10.17977/um070v2i32022p201-207

Issue

Section

Articles