Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial

FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DALAM MEMERDEKAKAN PENDIDIKAAN

2024-06-12T06:15:50+00:00

Abstrak: Ki Hadjar Dewantara adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal karena konsep pendidikannya yang holistik dan humanis. Pendidikan di Indonesia memiliki landasan yang kuat dalam pendekatan filsafat pendidikan yang diperkenalkan oleh Dewantara. Filosofi pendidikannya, yang dikenal sebagai "Taman Siswa," menekankan pentingnya belajar melalui pengalaman, pemikiran kritis, dan perkembangan moral. Memerdekakan pendidikan bukan hanya tentang memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga tentang mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan keadilan yang penting dalam membangun masyarakat inklusif. Generasi muda yang dihasilkan dari lingkungan pendidikan yang inklusif ini dapat menjadi agen perubahan positif bagi kemajuan bangsa Indonesia. Kesadaran sosial yang tinggi yang ditanamkan dalam diri siswa juga akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih mendidik dan berkeadilan, sesuai dengan visi pendidikan yang diusung oleh Dewantara. Maka, pendidikan inklusif ini dapat membawa perubahan yang signifikan dalam memajukan bangsa Indonesia.

PENERAPAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL PADA PESERTA DIDIK

2024-06-12T06:18:31+00:00

Abstrak: Sosial-emosional adalah suatu aspek yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan sosial-emosional pada anak sangatlah penting, terlebih lagi seorang individu tidak bisa lepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan emosional memiliki efek terhadap kemampuan sosial. Semakin besar tekanan emosional dari individu, akan menggoyahkan keseimbangan dari individu yang mempengaruhi mental dan interaksinya. experiential learning adalah untuk menghubungkan antara aktifitas dan keterlibatan pengalaman dengan refleksi untuk memperdalam pembelajaran dan mendorong siswa untukmendapatkan keterampilan dan pengalaman baru Experiential learning dinilai cocok diterapkan pada peningkatan kemampuan sosial emosional pada siswa. Tujuan artikel ini adalah untuk melihat keefektifan metode experiential learning dalam meningkatkan kemampuan sosial-emosional peserta didik. Dengan diterapkan metode penelitian library research digunakan beberapa referensi penelitian terdahulu sebagai bahan penelitian pada artikel ini. Penelitian yang dicantumkan pada artikel ini menunjukkan hasil positif dimana membuktikan jika experiential learning efektif diterapkan untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional siswa pada berbagai jenjang.

IMPROVING THE EIGHTH GRADERS’ SKILL IN WRITING PERSONAL ESSAY THROUGH STORY-BASED APPROACH

2024-06-12T06:21:19+00:00

Abstract: The problem faced is that most of the students were demotivated in writing English, and they used to write limited sentences because they were struggling in both grammar and looking for ideas. Story-based approach is a hilarious strategy by using many stories that can be applied to build the students’ grammatical mastery as well as in improving their writing skill for personal essay in the form of a recount text. This current study aims to solve the problems and explain how the story- based approach applied. The research design employed is a classroom action research. The participants of this study are 32 students of 8B in SMPN 18 Malang. The data were collected from preliminary study, writing test, observation, interview, and field notes. The result indicated that the students’ writing skill of personal essays improves through this strategy. It was proven from the uplift of the mean score from preliminary study (47.00) to writing test (77.00). The writing test score has achieved the target score (70.00). A story-based approach contributes the students’ writing skill as well as grammatical mastery learning strategy, and it can also be applied for young learners and college students.

DARI RUANG KELAS KE DUNIA NYATA PELAJARAN BERHARGA DARI BANGKU KULIAH PPG KE PPL DI SMP

2024-06-12T06:24:27+00:00

Abstrak: Pengalaman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP memberikan kesempatan bagi mahasiswa calon guru untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di ruang kuliah ke dalam situasi nyata di lingkungan sekolah. Artikel ini mengeksplorasi perjalanan mahasiswa calon guru dari teori di bangku kuliah hingga praktik di SMP, menyoroti bagaimana PPL di SMP Negeri 4 Malang membantu dalam pengembangan keterampilan pengajaran, manajemen kelas, dan kemampuan adaptasi. Selain itu, artikel ini membahas tantangan dan hambatan yang dihadapi selama PPL serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Melalui pengalaman ini, mahasiswa calon guru tidak hanya belajar menjadi pendidik yang efektif tetapi juga mengalami pertumbuhan pribadi yang signifikan, membentuk identitas profesional, dan mendapatkan inspirasi dari interaksi dengan peserta didik dan komunitas sekolah. Pengalaman PPL menjadi elemen kunci dalam mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi dunia kerja dan membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.

IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING PEMBUATAN ES PUTAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOLABORASI PESERTA DIDIK KELAS 7.4 SMPN 30 MALANG

2024-06-12T06:27:30+00:00

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya masalah dimana kemampuan kolabrasi peserta didik yang tidak berkembang diakibatkan proses pembelajaran yang masih konvensional dan kurang menarik. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan kolaborasi peserta didik, digunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan mengangkat masalah kontekstual yaitu pembuatan Es Putar yang kemudian didesain menjadi proyek pembelajaran. Rancangan penelitian adalah penelitian eksperimen dengan desain one group design dimana hanya menggunakan satu kelas tanpa kelas kontrol. Penelitian terdiri dari tahap perencanaan, dan tahap pemberian tindakan yang terdiri dari 1 siklus, setiap siklusnya adalah 2 pertemuan. Data penelitian berupa hasil pengamatan dan kuisioner peserta didik. Penelitian dilaksanakan di SMPN 30 Malang dengan subjek penelitian kelas 7.4. Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan model PjBL mengembangkan kemampuan kolaborasi peserta didik. Pada tahap perencanaan, diperoleh rata-rata 1,83 yang berarti kemampuan kolaborasi belum berkembang. Pada tahap tindakan, kemampuan kolaborasi peserta didik meningkat, yaitu dengan rata-rata skor 3,01 berada pada kategori berkembang sangat baik.

PEMANFAATAN HASIL ASESMEN DIAGNOSTIK DALAM PEMETAAN PESERTA DIDIK SEBAGAI UPAYA MENGURANGI EGOISME PADA SISWA KELAS IV SDN BARENG 1 KOTA MALANG

2024-06-12T06:32:21+00:00

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pemanfaatan hasil asesmen diagnostik dalam mengurangi egoisme pada siswa kelas IV-A di SDN Bareng 1 Kota Malang. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan desain pra-eksperimental, intervensi dilakukan untuk memantau perubahan perilaku siswa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam interaksi sosial yang lebih inklusif dan kolaboratif, serta peningkatan kemampuan belajar siswa setelah program intervensi. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kebutuhan dan potensi setiap siswa, serta menyimpulkan bahwa pemanfaatan asesmen diagnostik dapat efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif bagi semua peserta didik.

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI: MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BERPIHAK KEPADA PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PPKN

2024-06-12T06:42:09+00:00

Abstrak: Kurikulum Merdeka memiliki ciri khas sebagai pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Pembelajaran yang berpihak dimaknai sebagai pembelajaran yang dalam proses perencanan dan pelaksanaannya dilakukan sesuai kebutuhan belajar peserta didik Kebutuhan belajar peserta didik meliputi, kesiapan belajar peserta didik, minat belajar peserta didik, dan profil belajar peserta didik. Pembelajaran yang berpihak dapat diimplementasikan dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk menemukan berbagai metode, media, sumber belajar yang dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Tujuan diadakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada materi keberagaman agama di Indonesia dan dampak pembelajaran berdiferensiasi bagi peserta didik. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi menjadikan peserta didik dapat berpartisipasi aktif, antusiasme peserta didik, memudahkan memahami materi pelajaran, serta mendapatkan nilai yang cukup memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme peserta didik dalam mendengarkan penjelasan dari guru, menjawab pertanyaan dari guru, dan kerja kelompok.

INTEGRASI BUDAYA ISLAM PADA PENDEKATAN CULTURALLY RELEVANT TEACHING DALAM KURIKULUM MERDEKA

2024-06-12T06:46:39+00:00

Abstrak: Integrasi Budaya Islam pada Pendekatan Culturally Relevant Teaching (CRT) dalam kurikulum merdeka merupakan langkah penting dalam memperkaya pembelajaran serta membentuk karakter siswa sesuai dengan ajaran Islam. Artikel ini menjelaskan tentang pentingnya memperhatikan dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya Islam dalam pendidikan yang inklusif dan relevan dengan latar belakang budaya siswa. Pendekatan Culturally Relevant Teaching (CRT) memungkinkan pengakuan serta integrasi keberagaman budaya siswa dalam suatu pembelajaran, yang membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik dan mampu membuat lingkungan belajar yang kondusif dan inklusif. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam, seperti nilai-nilai ilahi, nilai moral, nilai hukum, etika, estetika, dan sejarah kebudayaan Islam, diharapkan siswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi diri mereka sendiri dan masyarakat sebangsa dan senegara. Implementasi pendekatan CRT dalam kurikulum merdeka ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan abad ke-21 siswa. Dengan demikian, integrasi budaya Islam dalam pendekatan CRT merupakan langkah penting yang harus dilakukan apabila ingin mewujudkan proses pembelajaran yang kaya serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif inovatif aman dan nyaman.

SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN MERDEKA KI HAJAR DEWANTARA TAHUN 1922 – 1942

2024-06-12T06:49:58+00:00

Abstrak: Penelitian ini mengkaji gagasan Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Merdeka dari tahun 1922 hingga 1942 yang dipengaruhi oleh kondisi sosial-budaya di Hindia Belanda. Pendidikan Merdeka menekankan pada pembinaan aspek jasmani dan rohani anak untuk mencapai kebebasan dalam hidup. Ki Hajar Dewantara mempromosikan Metode Among, Trisentra Pendidikan, dan Sistem Paguron melalui tulisan-tulisannya dan sekolah Taman Siswa. Penelitian ini mengeksplorasi faktor sosial-budaya, konsep, dan implementasi Pendidikan Merdeka. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami visi Ki Hajar Dewantara dan signifikansinya bagi pengembangan akademik dan wawasan sejarah. Penelitian ini menggunakan metode historis, dengan fokus pada Sosiologi Pengetahuan dan Hermeneutika. Temuan penelitian ini menyoroti bagaimana konteks sosial-budaya membentuk pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Merdeka. Beliau membayangkan sebuah pendidikan holistik yang memupuk karakter dan kebebasan, yang terlihat jelas dalam prinsip-prinsip dan peraturan Taman Siswa.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA MELALUI APLIKASI WORDWALL PADA KELAS VII A SMPN 8 MALANG

2024-06-12T06:53:32+00:00

Abstrak: Pembelajaran Pendidikan Pancasila di SMPN 8 Malang dihadapkan pada tantangan kompleks dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini mengusulkan penerapan aplikasi Wordwall sebagai pendekatan inovatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini, melibatkan analisis kebutuhan, penerapan aplikasi, dan evaluasi hasil pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Wordwall secara signifikan meningkatkan minat, motivasi, dan pemahaman siswa terhadap materi Pendidikan Pancasila. Dengan fitur interaktif dan variasi aktivitas, Wordwall menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan kreatif. Kesimpulannya, penerapan Wordwall efektif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila di kelas VII A SMPN 8 Malang. Oleh karena itu, peeliti menyarankan untuk meningkatkan pembelajaran Pendidikan Pancasila melalui aplikasi Wordwall di SMPN 8 Malang mencakup peningkatan pelatihan guru, pengembangan konten interaktif yang relevan, kolaborasi antara guru dan siswa, pemanfaatan data hasil belajar, kolaborasi dengan pihak terkait, pengembangan budaya pembelajaran inovatif, dan evaluasi serta perbaikan berkelanjutan. Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan sekolah dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang optimal.