Eksistensi Tradisi Pernikahan Walagara di Desa Sapikerep Kabupaten Probolinggo

Authors

  • Aulia Isnaeni Fariski Universitas Negeri Malang
  • Nurul Ratnawati Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v4i1p71-87

Keywords:

pernikahan, tradisi, Walagara

Abstract

The Walagara marriage tradition is the identity of the Tengger Tribe to legalize marriage by custom. The Tengger tribe experienced the acculturation of Hindu and Islamic cultures. The implementation of the Walagara marriage tradition, which uses mantras and worship rituals, is contrary to the teachings of Islam. This study aims to describe the existence and procedures for implementing the Walagara marriage tradition in Sapikerep Village, Probolinggo Regency, and analyze the symbolic meaning contained. The research method used is qualitative with descriptive type. The results showed that the Walagara marriage tradition is still maintained because the Sapikerep community still believes in the meaning and cultural values contained therein. The procedure for implementing this tradition is divided into preparation, core, and follow-up events. The symbolic meaning contained in the Walagara wedding tradition is taken from the procedure of implementation, mantras, tools, materials, and clothing.

Tradisi pernikahan Walagara merupakan identitas Suku Tengger untuk mengesahkan pernikahan secara adat. Suku Tengger mengalami akulturasi budaya Hindu dan Islam. Pelaksanaan tradisi pernikahan Walagara menggunakan mantra serta ritual penyembahan yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan eksistensi dan tata cara pelaksanaan tradisi pernikahan Walagara di Desa Sapikerep Kabupaten Probolinggo serta menganalisis makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Metode penelitian yang dipakai yaitu kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan eksistensi tradisi pernikahan Walagara masih terjaga karena Masyarakat Sapikerep masih meyakini makna serta nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Tata cara pelaksanaan tradisi ini dibagi menjadi tahap persiapan, inti dan acara lanjutan. Makna simbolik yang terkandung dalam tradisi pernikahan Walagara diambil dari tata cara pelaksanaan, mantra, alat, bahan, dan pakaian.

References

Alhamid, T., & Anufia, B. (2019). Instrumen Pengumpulan Data. OSF.

Bahrudin, B., & Zurohman, A. (2022). Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Beragama Masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, 7, 1.

BPS. (2022a). Kecamatan Sukapura Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Kabupaten Probolinggo.

BPS. (2022b). Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

Elvitasari, D, P. (2020). Tata Rias Pengantin Pada Suku Tengger. E-Journal UNESA, 9, 1.

Habibi, R, K., & Kusdarini, E. (2020). Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Melestarikan Tradisi Pernikahan Pepadun di Lampung Utara. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Budaya, 22, 1.

Hasyim, M, F., Channa, L, A, W., & Mufid, M. (2020). The Walagara Marriage Ritual: The Negotiation Between Islamic Law and Custom in Tengger. Jurnal Islam Indonesia, 14, 1.

Hidayat, S, S. (2019). Kedudukan, Peran, dan Fungsi Dukun Pandita di Suku Tengger. Umbara: Indonesia Journal of Anthropology, 4, 1.

Huda, M, T., & Khasanah, I. (2019). Budaya Sebagai Perekat Hubungan Antara Umat Beragama di Suku Tengger. Sangkep: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 2, 2.

Humaeni, A., Purwanti, E., Awaliyah, A., & Romi, R. (2021). Sesajen: Menulusuri Makna dan Akar Tradisi Sesajen Masyarakat Muslim Banten dan Masyarakat Hindu Bali. Banten: LP2M UIN Sultan Maulana Hasanudin.

Khutniah, N., & Iryanti, V, E. (2012). Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Kridha Jati di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Jepara. Journal Unnes, 1, 1.

Kurniawati, P, I., Dinastiti, C., Ningtias, Y, K., Khoiriyah, S., & Putri, N, A. (2012). Potret Sistem Perkawinan Masyarakat Tengger Di Tengah Modernitas Industri Pariwisata. Solidarity: Journal of Education, Society and Culture, 1, 1.

Kusalanana, S., Dewi, M, P., & Marjianto, M. (2020). Makna Simbolik Ritual Selamatan Methik Pari Dalam Pandangan Agama Buddha di Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Sabbhata Yatra. Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 1, 1.

Maurin, Y. (2020). Makna Simbolik Tradisi Ruwatan Petirtaan Candi Jolotundo Sebagai Sarana Pelestarian Sumber Daya Air Di Lereng Gunung Penanggungan. Skripsi Universitas Negeri Malang.

Miles, M., Huberman, A., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook (Vol. 4). Singapore: SAGE Publications Asia-Pasific Pte Ltd.

Moleong, L, J. (2021). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurbiyanti, I., & Hartati, T. (2017). Makna Simbolik Properti Tari Jathilan di Desa Damar Mulyo Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, Dan Musik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unsyiah, 2, 4.

Poloma, M, M. (2004). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pratama, B, A., & Wahyuningsih, N. (2018). Pernikahan Adat Jawa di Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Haluan Sastra Budaya, 2, 1.

Purwanti, P., & Wahyuni, I. (2020). Fungsi dan Nilai Mantra Dalam Masyarakat Banjar. Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics, 6, 2.

Putri, F, K., Noven, H, J., Nurcahyati, M., Ani, I., Septriasari, A., Batoro, J., & Setiawan, A, D. (2022). Review: Local Wisdom of the Tengger Tribe, East Java, Indonesia in Environmental Conservation. ASIAN JOURNAL of ETHNOBIOLOGI, 5, 1.

Rahmawati, E., & Suseno, B. (2021). Tradisi Masyarakat Tengger Bromo Sebagai Salah Satu Aset Budaya Indonesia. Jurnal Nusantara: Jurnal Ilmiah Pariwisata Dan Perhotelan, 4, 1.

Sa’diyah, F. (2020). Upacara Pernikahan Adat Jawa (Kajian Akulturasi Nilai- Nilai Islam Dalam Pernikahan Adat Jawa di Desa Jatirembe Kecamatan Banjeng Kabupaten Gresik). Jurnal Al Atiqah, 3, 2.

Sa’roni, S. (2018). Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah. Jurnal Ilmiah Kedirgantaraan, 15, 1.

Sabartiningsih, M., Muzakki, J, A., & Durtam, D. (2018). Implementasi Pemberian Reward dan Punishment Dalam Membentuk Karakter Disiplin Anak Usia Dini. Awlady: Jurnal Pendidikan Anak, 4, 1.

Siregar, N, S, S. (2011). Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Jurnal Ilmu Sosial-Fakultas Isipol UMA, 4, 2.

Sugiyono, S. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Susanti, A., & Sabariman, H. (2022). Ritual Dan Mistisisme Dalam Tradisi Pernikahan Suku Tengger: Dari Perjodohan Hingga Pembagian Warisan. Jurnal Sosial Budaya, 19, 2.

Suyono, R, P. (2009). Mistisme Tengger. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Swathy, I, D, A, I., Joni, I, D, A, S., & Suryawati, I, G, A, A. (2020). Makna Simbol Komunikasi Dalam Tari Topeng Sidakarya. MEDIUM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 1, 1.

Trianto, T., & Tutik, T, T. (2008). Perkawinan Adat WALAGARA Suku Tengger. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wahyuningsih, S. (2009). Nilai-Nilai Moral pada Upacara Perkawinan Adat WALAGARA Masyarakat Suku Tengger di Desa Jetak Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo.

Widyawati, N. (2018). Pergulatan Perempuan di Titik Lima Drajat Celcius. Lumajang: LP3DI Press.

Wulandari, S. (2022). Makna Simbolik Dalam Tahlilan Masyarakat Gorontalo Di Desa Panggulo. Jurnal Tradisi Lisan Nusantara, 1, 1.

Yanti, E. (2017). Pelaksanaan WALAGARA Dalam Perkawinan Ditinjau dengan Konsep Al-‘urf. Central Library of Maulana Malik Ibrahim State Islamic University Of Malang.

Zellatifanny, C, M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu Komunikasi. Jurnal Diakom, 1, 2.

Zurohman, A., Bahrudin, B., & Risqiyah, F. (2022). Nilai Budaya Lokal Pada Upacara Kasada Dalam Upaya Pelestarian Kebudayaan Masyarakat Suku Tengger Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter, 5, 1.

Downloads

Published

2024-02-29

Issue

Section

Articles