Dekolonialisasi: Menuju pembebasan materi pembelajaran Sejarah di Indonesia abad 21

Authors

  • Gita Lorensia Dannari Universitas Negeri Malang
  • Maria Ulfa Universitas Negeri Malang
  • Lutfiah Ayundasari Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.17977/um063v1i4p425-436

Keywords:

dekolonialisasi, Indonesiasenteris, pembelajaran Sejarah

Abstract

To foster a sense of Indonesian youthful nationalism, the materials presented in history learning in schools are always decolonized, as a form of retaliation against colonial historiography which is only seen from a colonial point of view. However, the material taught in learning in schools is also the same, only different from the point of view used. According to the author, this is not the right step to be used in fostering a sense of nationalism in the younger generation, because history must be viewed as neutral, presented as it is, so that there is no mutual revenge in writing history. Therefore, it is necessary to have decolonization in history learning. The purpose of writing this article is to describe the forms of decolonization and their impact on learning history in Indonesia. Based on the impact of writing history that is too Indonesian centric, but does not have a significant impact in cultivating a sense of nationalism for the younger generation, it is necessary to have a decolonialization effort in learning history. The research method used in writing this article is the library method.

Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda Indonesia, maka materi-materi yang disajikan dalam pembelajaran sejarah di sekolah selalu bersifat dekolonisasi, sebagai bentuk pembalasan terhadap historiografi kolonial yang hanya dilihat dari sudut pandang kolonial. Akan tetapi, materi-materi yang diajarkan dalam pembelajaran di sekolah juga bersifat sama, hanya berbeda pada sudut pandang yang digunakan. Hal tersebut menurut penulis bukanlah langkah yang tepat untuk digunakan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda, karena sejarah harus dipandang netral, disajikan apa adanya, sehingga tidak timbul sikap saling balasdendam dalam menulis sejarah. Oleh karena itu, diperlukan adanya dekolonialisasi dalam pembelajaran sejarah. Adapun tujuan penulisan artikel ini, yaitu untuk menguraikan bentuk-bentuk dekolonisasi dan dampaknya dalam pembelajaran sejarah di Indonesia. Berdasarkan pada dampak dari penulisan sejarah yang terlalu Indonesiasentris, tetapi tidak memberikan dampak signifikan dalam penanaman rasa nasionalisme generasi muda maka diperlukan adanya upaya dekolonialisasi dalam pembelajaran sejarah. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu metode kepustakaan.

References

Lapian, A. B., & Lapian, A. B. (2012). Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 5 (Masa Pergerakan Kebangsaan). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Adnan, S. A. W. (2017). Wawancara Profesor Ariel Heryanto Sejarah Tidak Cuma Hitam-Putih. Medcom. Idhttps://www.medcom.id/pilar/interview/ybDMYjpk-sejarah-tidak-cuma-hitam-putih. Diakses pada tanggal 17 Mei 2021 pukul 9.31.

Hasibuan, M. I. (2014). Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains, 2(01).

Kartodirdjo, S. (1982). Pemikiran dan perkembangan historiografi Indonesia: suatu alternatif. Jakarta: Gramedia.

Kurniawan, H. (2017). Pembelajaran Sejarah yang Indonesiasentris: Reformulasi Bahan Ajar Sejarah Berbasis Kebhinekaan. S. Margana, BahaUddin, & A. Faisol (Eds.), Kapita Selekta (Pendidikan) Sejarah Indonesia, 204-221.

Kurniawati, K. (2015). Mencari Makna Dalam Sejarah: Meninjau Kembali Historiografi Indonesiasentris Sebagai Sumber Belajar Sejarah. Jurnal Pendidikan Sejarah, 4(2), 13-20.

Lauterboom, M. (2019). Dekolonialisasi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia. Indonesian Journal of Theology, 7(1), 88-110.

Mudzakir, A. (2015, November). Dekolonisasi Sejarah Indonesia dalam Perspektif Poskolonial Belanda. In The Third Graduate Seminar of History, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (pp. 3-4).

Oostindie, G. (2016). Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950. Translated by S. Moeimam, N. Santoso, and M. Sutedja-Liem. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Purwanto, B., & Nursam, M. (2006). Gagalnya Historiografi Indonesiasentris?!. Yogyakarta: Ombak.

Rusdiyani, E. (2016). Pembentukan Karakter dan Moralitas Bagi Generasi Muda Yang Berpedoman Pada Nilai-Nilai Pancasila Serta Kearifan Lokal. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2016.

Saefudin, A. (2013). Analisis pembelajaran sejarah isu-isu kontroversial di SMA (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Banyumas) (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).

Sari, M., & Asmendri, A. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA, 6(1), 41-53.

Sayono, J. (2015). Pembelajaran Sejarah di Sekolah: Dari Pragmatis ke Idealis. Jurnal Sejarah dan Budaya, 7(1), 9-17.

Sirnayatin, T. A. (2017). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(3).

Sugiarti, Y. (2020). Indo sebagai “the self/ sang diri” versus Indo sebagai “the other/ sang lain” dalam Sastra dan Realita.

Sulistiyono, S. T. (2016). “Historiografi Pembebasan”: Suatu Alternatif. AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA, 6(01), 9-24.

Susanto, H. (2016). Kolonialisme dan Identitas Kebangsaan Negara-negara Asia Tenggara. Jurnal Sejarah dan Budaya, 10(2), 144-155.

Tjamboek, B. (2004). Indonesia Dalem Api dan Bara. Jakarta: Elkasa.

Ulhaq, Z. (2017). Pembelajaran Sejarah Berbasis Kurikulum 2013 di SMA Kotamadya Jakarta Timur. Jurnal Pendidikan Sejarah, 6(2), 49-60.

Downloads

Published

2021-04-30

Issue

Section

Articles